Tapa Bisu dan Jamasan Pusaka pada Perayaan Idul Fitri

Tapa Bisu dan Jamasan Pusaka pada Perayaan Idul Fitri

Tapa
Tapa Bisu dan Jamasan Pusaka pada Perayaan Idul Fitri

indoarkeologi.xyz – Ada yang berlainan di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (4/5/2022). Kelompok rutinitas Kasepuhan Kejawen Kalitanjung mengarak pusaka leluhur dan jamasan pusaka terhadap perayaan Idul Fitri.

Arak-arakan pusaka dilaksanakan bersama dengan tapa bisu dari kediaman Kepala Desa Tambakrnegara menuju Balemalang. Pusaka peninggalan leluhur berikut disemayamkan semalam di kediaman kepala desa.

“Kasepuhan mengiring jengkarnya (pemberangkatan-red) pusaka dari kediaman kepala desa ke tempat asalnya, bersama dengan acara tapa bisu, tidak boleh berbicara tidak boleh merokok. Lalu sampai ke tempat yang dituju, dijamas,” kata Kasepuhan Kelompok Adat Kejawen Kalitanjung, Muharto.

Sebelumnya, terhadap Selasa malam, seiring bersama dengan penyemayaman pusaka, warga melakukan takbir sampai Rabu dinihari.

Selanjutnya, pagi harinya, warga menggelar selamatan menjelang perayaan Idul Fitri. Pada Rabu siang, pusaka diarak menuju Balekambang dan dijamas oleh para kasepuhan Kejawen.

“Diadakan selamatan, yakni untuk menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ucap dia.

Idul Fitri Pengguna Kalender Aboge

Pegiat Budaya Milenia Rawalo, David Okta Nugraha menyatakan budaya rutinitas Kalitanjung adalah tidak benar satu kekayaan budaya Nusantara, secara turun temurun dipertahankan dan dilestarikan oleh group rutinitas ini.

“Nilai budaya adiluhung tercermin didalam kegotongroyongan didalam kehidupan bermasyarakat di Grumbul Kalitanjung,” ucap David.

Dia mengungkapkan, Kesakralan pelaksanaan sejak semalam benar-benar lekat didalam rantap tata langkah yang bukan saja merupakan tontonan namun khususnya menjadikan sebuah tuntunan terhadap penerus kawula muda untuk bisa melestarikan budaya yang benar-benar adiluhung.

Diketahui, sejumlah group Kajawen di bermacam tempat merayakan Idul Fitri terhadap Rabu Kliwon (4/5/2022). Dalam kalender Alip Rebo Wage (Aboge), tahun ini adalah tahun Alip. Pada tahun Alip, rumus pemilihan 1 Syawal adalah Waljiro, atau syawal siji loro. Itu berarti, 1 Syawal jatuh terhadap hari pertama dan hari pasaran kedua.

Dalam penanggalan Aboge, hari pertama adalah Rabu. Sedangkan pasaran ke dua adalah Kliwon. Dengan begitu, 1 Syawal tiba terhadap Rabu Kliwon.

Leave a Reply

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka