Situs Arkeologi di Arab Saudi

Situs Arkeologi di Arab Saudi

Situs
Situs Arkeologi di Arab Saudi

indoarkeologi.xyz – Negara Islam Arab Saudi tambah gencar mempromosikan pariwisatanya sejak Pangeran Muhammed Bin Salman berkuasa. Mereka makin lama agresif mengembangkan wisatanya demi tingkatkan kuantitas wisatawan.

Al Ahsa keliru satu andalan wisata mereka. Al Ahsa merupakan sebuah oasis yang kaya dengan tanah hijau dan sumber mata air. Di wilayah ini, banyak ditemukan peradaban kuno yang berumur kira-kira 6.000 SM.

Dikutip berasal dari Arab News antara Jumat (21/06/2019), nama Al Ahsa di ambil berasal dari pembawaan tanahnya yang di dalam bahasa Arab merupakan kata jamak dari Al Hisa, artinya mengacu pada pasir yang terakumulasi dengan dasar yang kuat di bawahnya.

Tempat ini berisi situs arkeologi dan peristiwa paling terkemuka di Arab Saudi. tak hanya itu, Al Ahsa terhitung udah raih tiga penghargaan dari Arab dan dunia internasional di dalam empat tahun terakhir.

Pada 2015, Al Ahsa menjadi kota pertama yang mulai bagian Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang kerajinan tangan dan seni rakyat.

Jaringan ini mengajak 180 kota dari 72 negara untuk menampilkan kreativitas serta industri budaya mereka di pusat rencana pembangunan antara tingkat lokal. tak sekedar itu juga dimaksudkan untuk bekerjasama secara aktif di tingkat Internasional.

Prestasi ke-2 Al Ahsa dipilih lantas website warisan dunia UNESCO antara tahun 2018 dan terasa website kelima di Saudi. selain itu, Al Ahsa terhitung terpilih menjadi ibu kota pariwisata Arab 2019 oleh Dewan Menteri Arab sebagai fasilitas pariwisata

Prestasi ini tidak dapat saja diraih tanpa perlindungan Pemerintah Saudi dan usaha warga Al Ahsa yang terus mengupayakan menjaga budaya mereka.

Al-Ahsa terhitung merasa media oasis terbesar di dunia yang telah ditinggali oleh manusia sejak zaman Neolitik hingga disaat ini.

Oasis Al Ahsa, Kerajaan Al Hazm, web site arkeologi Jawatha dan juga Masjid Jawatha udah datang sejak abad ke-9.

Di fasilitas ini, kami dapat menyaksikan makam peradaban kuno dan pemandangan pantai yang indah. tak hanya itu, terdapat lebih berasal dari 30 mata air alami yang mengairi oasis Al Ahsa. Bangunan di fasilitas wisata ini juga membuka model unik yang jarang kita temui di sarana lain.

Berbicara berkenaan peresmian konferensi tahunan ke-13 UCCN pada 2 Juni, Walikota Al Ahsa, Adel bin Mohammed Al Mulhem mengatakan kota itu telah berupaya mempertahankan kreativitas seni dan kerajinan rakyatnya di beraneka program. Ia terhitung mengedepankan pentingnya budaya didalam membangun kota untuk jaman depan. Provinsi Al Ahsa dianggap sebagai tanah paling hijau dan paling subur di Kerajaan wilayah timur.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka