Ritual Mistis yang Meneror di Pabrik Gemah Ripah

Ritual Mistis yang Meneror di Pabrik Gemah Ripah

Ritual Mistis
Ritual Mistis yang Meneror di Pabrik Gemah Ripah

indoarkeologi.xyz – Visinema Pictures dan Legacy Pictures merilis film horor teranyar berjudul Hutang Nyawa, yang mencampurkan elemen supranatural dengan isu sosial tentang eksploitasi buruh. Diadaptasi berasal dari thread viral di media sosial X karya Yosep Anggi Noen, film ini menghadirkan cerita tentang pengorbanan di balik ambisi manusia.

Disutradarai oleh Billy Christian dan diproduseri Angga Dwimas Sasongko, film ini mendapat sambutan hangat terhadap Gala Premiere di XXI Epicentrum terhadap 9 Desember 2024. Sebelumnya, Midnight Screening di 13 kota juga memperlihatkan antusiasme publik terhadap kisah horor ini.

Cerita ini berpusat terhadap Erwina (Taskya Namya), seorang ibu yang terpaksa bekerja di sebuah pabrik tua demi melunasi hutang keluarganya. Namun ternyata pabrik dengan nama “Gemah Ripah” yang telah berdiri berasal dari th. 1990 berikut menyimpan rahasia kelam mengancam nyawa para pekerja di sana.

“Kita kerap berpikir kerja keras telah cukup, tetapi di pabrik ini, kerja keras mampu artinya kematian,” ungkap Taskya.

Film horor ini dapat tayang di seluruh bioskop Indonesia merasa berasal dari tanggal 12 Desember 2024 dengan jejeran pemeran Tanah Air, layaknya Mian Tiara (Pemeran Amak), Mike Lucock (Pemeran Pak Ilyasa), Muhammad Khan (PemeranAwang), dan Rachel Vennya (Pemeran Tri). Film dengan mengisi pesan mendalam tentang harga sebuah kesuksesan, Hutang Nyawa menghadirkan pengalaman horor yang tidak cuma mencekam tetapi juga penuh makna.

Adaptasi berasal dari Kisah Viral di X

Film ini diangkat berasal dari thread viral karya account di X @angginoen, Yosep Anggi Noen, yang membongkar kisah tumbal pabrik. Angga selaku produser film mengaku mengangkat kisah ini dikarenakan narasinya yang sangat unik dengan kombinasi horor dan juga realitas kehidupan masyarakat umum.

“Cerita ini punya kekuatan naratif yang unik. Kami mengidamkan mempunyai diskusi tentang realita kelam ini ke medium film sehingga lebih banyak orang yang mengetahui dapat isu ini,” mengetahui Angga Dwimas Sasongko.

Pengalaman Rachel Vennya di Lokasi Syuting

Proses syuting untuk film ini dilaksanakan di sebuah pabrik tua di Sukabumi yang populer dengan kisah mistisnya. Lokasi ini ternyata memberi tambahan atmosfer horor yang autentik dan mampu memperkuat narasi yang telah mencekam. Rachel Vennya pun ikut membagikan kisahnya waktu berada di pabrik tersebut.

“Saat syuting, tersedia moment uji nyali yang sangat memicu saya merasa diganggu oleh sesuatu,” ujar Rachel Vennya.

Kritik Sosial dengan Dibalut Horor

Tidak cuma menakutkan untuk pemeran dan penonton, film Hutang Nyawa juga mempunyai pesan mendalam sekaligus menyindir tentang eksploitasi pekerja dan ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Film ini menggambarkan bagaimana ambisi segelintir pihak pemangku kuasa mampu mengorbankan banyak nyawa untuk raih keinginannya.

“Saya mengidamkan menghadirkan horor yang bukan cuma menyeramkan, tetapi juga bicara tentang isu sosial yang dekat dengan banyak orang,” ujar Billy Christian.

“Dan juga banyak adegan di film yang sangat memperlihatkan bagaimana seorang pemilik pabrik menggunakan manusia sebagai alat untuk raih tersebut, layaknya manusia tidak tersedia artinya lagi,” jelasnya lebih lanjut.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka