Praktik Pesugihan di Balik Rumah Mungil Berkelambu Merah

indoarkeologi.xyz – Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) yang dikenal sebagai daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata meresmikan cerita mistis berkenaan keberadaan pesugihan atau media orang mencari kekayaan bersama dengan lelaku gaib.
Salah satu wilayah pesugihan yang dikenal penduduk adalah keberadaan rumah Kabira yang terletak di antara Desa Bola Bulu, Kecamatan Pitu Riase, dan Desa Bulu Cenrana, Kecamatan Pitu Riawa.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat, Andi Ansarullah (72), ia tak mengetahui secara persis pengalihan faedah tempat tinggal Kabira terasa sarana pesugihan. namun ia mengakui tempat tinggal Kabira sering dikunjungi warga asal luar Kabupaten Sidrap untuk menjalani praktek pesugihan.
“Sering belakangan banyak orang berasal dari luar membawa sesajen dan meminta sesuatu di tempat tinggal Kabira tersebut,” ucap Petta Ulla, sapaan akrab Andi Ansarullah, Minggu, 11 Juni 2017.
Petta pun tak mengenali orang pertama yang membuat perubahan manfaat Kabira atau rumah-rumah kecil tersebut jadi tempat pesugihan. apalagi saat ini, Kabira termasuk dipasang kelambu berwarna merah dan sekitarnya banyak bekas sesajen.
“Warga yang ada ke sana itu umumnya warga dari luar dengan obyek macam-macam. tidak benar satunya ada yang pernah diketahui datang dan bermalam di Kabira untuk berharap nomor lotre,” ujar Petta.
Lokasi tepat berada di berjalan masuk kawasan rimba dan diapit puluhan makam tua yang tak diketahui identitasnya selanjutnya membentuk keyakinan masyarakat untuk mengeramatkan rumah Kabira.
Ular Gaib dan Persinggahan Raja
Padahal, ujar Petta, Kabira dahulu saat merupakan persinggahan para raja-raja atau Arung setempat untuk menyusun siasat hadapi tentara Belanda.
Salah satu raja atau Arung yang diketahui kerap memanfaatkan Kabira sebagai tempat persinggahan di masa itu adalah Andi Mappiabang atau Arung Lamerrang. Arung Lamerrang sendiri merupakan kakek berasal dari Andi Ansarulla alias Petta Ulla.
“Kabira dipercayai masyarakat dijaga oleh ular gaib yang ukurannya lumayan besar dan berwarna hitam pekat. Ular gaib itu kadang keluar selanjutnya ulang menghilang,” kata Petta
Selain Kabira, wilayah sekitarnya pun juga turut dikeramatkan dikarenakan keberadaan puluhan makam tua yang diyakini penduduk setempat dijaga oleh sebagian makhluk gaib. Di antaranya berupa kepala orang yang tergeletak di berjalan menuju makam, tepatnya di jembatan pertigaan.
“Tak cuman itu. Di berjalan setapak menuju makam tua juga kerap muncul sosok gaib bertubuh mungil menggunakan tongkat,” ujar Andi Isman, warga setempat.
Karena keangkeran selanjutnya kata Isman, warga setempat tak ada yang berani melintas di berjalan setapak yang membelah kawasan Hutan wilayah Kabira tersebut sampai ketika ini.
Warga menentukan memutar arah ketimbang menembus kawasan Hutan itu. teristimewa disaat warga pengen ke kampung sebelah atau menuju ke sawahnya di belakang kawasan rimba yang tetap satu lokasi dengan Kabira yang sekarang dijadikan wilayah pesugihan.
“Sampai ketika ini cerita keangkeran berkaitan Kabira dan kawasan rimba sekitarnya terus terjaga dan penduduk setempat yakini itu,” tutur Isman.