Lebih dari 200 Tahun di Negeri Orang

indoarkeologi.xyz – Di Roxburghshire, Skotlandia, terkandung sebuah batu kuno yang selayaknya tidak pernah meninggalkan tanah Jawa: Prasasti Sangguran atau Minto Stone atau Batu Minto.
Prasasti Sangguran hingga ke Roxburghshire melalui peran Stamford Raffles, yang menjabat sebagai Letnan Gubernur (Lieutenant-Governor) Jawa pada 1811-1816.
Dengan pemberian kolonel bernama Colin Mackenzie, Raffles mengambil alih Prasasti Sangguran dari lokasi yang dikenal sebagai Malang, Jawa Timur, sementara ini untuk lantas diberikan kepada Lord Minto pertama: Gilbert Elliot-Murray-Kynynmound. Dia ingin berterima kasih kepada Minto karena sudah memimpin invasi ke Jawa-tindakan yang mengakses jalan baginya untuk mendiami posisi bergengsi sebagai penguasa Jawa.
Menurut website peristiwa lokal Inggris rth.org.uk, Prasasti Sangguran dipindahkan ke tanah keluarga Minto di Roxburghshire pada tahun 1812 dan selalu berada di sana hingga kini.
“Sejak tahun 2004, keluarga Minto (melalui perwalian keluarganya) terlibat didalam upaya mengembalikan Batu Minto—yang beratnya 3 ton dan tingginya kurang lebih 1,8 meter—ke Jawa,” ungkap website tersebut.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat seperti dikutip dari laman mpr.go.id menyatakan pada September 2023 bahwa Prasasti Sangguran adalah tidak benar satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno (Abad ke-8) yang ditemukan di Ngandat, yang saat ini menjadi Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Secara umum, menurut dia, catatan pada prasasti ini menceritakan penetapan Desa Sangguran sebagai tempat perdikan (sima), perihal hak kebebasan tanah tanpa pajak atau tempat merdeka dan terhitung berisi beragam catatan yang mengungkapkan faktor peristiwa serta sosial budaya masyarakat pada era Mataram Kuno yang sudah berganti ke Jawa anggota timur.
Mengutip Free Malaysia Today, Prasasti Sangguran berhuruf Jawa Kuno (Kawi) berisi kutukan mengerikan bagi siapapun yang berani memindahkannya. Kutukan yang disebut antara lain perut terkoyak, dimakan harimau, disambar petir, dicabik raksasa, mati tenggelam, jasad terserak keempat penjuru angin, dan terlahir kembali sebagai orang gila.
Nasib tragis orang-orang yang terlibat perpindahan Prasasti Sangguran dihubungkan bersama kutukan ini: Lord Minto tidak pernah memandang batu itu di Skotlandia karena dia meninggal tidak lama setelah pensiun dari India; bupati yang mengizinkan perpindahan Batu Minto disebut meninggal secara tidak wajar; dan Raffles sendiri mengalami banyak kemalangan didalam hidupnya, terhitung kematian empat anaknya karena penyakit tropis.
Upaya Pemprov Jatim
Dalam kunjungan kerjanya ke Inggris Raya pada Agustus 2023, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa turut berupaya repatriasi atau pemulangan Prasasti Sangguran.
“Repatriasi Prasasti Sangguran ini sudah dikerjakan sejak 2004, tetapi hingga saat ini belum terwujud. Untuk itu secara spesifik saya menugaskan Pj. wali kota Batu (saat itu) untuk mengomunikasikan kembali karena hingga sementara ini Prasasti Sangguran tetap berada di pekarangan keluarga Lord Minto di Roxburghshire, Skotlandia,” ungkap Khofifah di sela kunjungan kerjanya di Inggris, Selasa (29/8/2023), seperti dikutip dari website Dinas Kominfo Provinsi Jatim.
Sebagai wujud nyata upaya tersebut, Khofifah memerintahkan kepala Dinas Pendidikan Jatim yang terhitung Pj wali kota Batu sementara itu untuk datang ke secara segera keluarga Lord Minto sekaligus memandang tempat Prasasti Sangguran di Skotlandia.
“Semula prasasti ini ditemukan di Ngandat, tempat Malang, Daerah Ngandat saat ini menjadi Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Jadi, saya minta pak Pj. wali kota Batu untuk mengecek segera sekaligus berupaya perihal langkah repatriasi,” tutur Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan, “Prasasti ini adalah sumber informasi perlu bagi kita semua masyarakat Indonesia terutama di Jawa Timur. Karena, di sini tertuang peristiwa perpindahan Ibu Kota Mataram Kuno ke Jawa Timur.”
Pj wali kota Batu sementara itu Aries Agung Paewai menyatakan pihaknya sudah berjumpa keturunan Lord Minto.
“Prasasti itu berdiri gagah menghadap panorama perbukitan yang merupakan perbatasan Skotlandia dan Inggris. Kondisinya terhitung terpreservasi bersama baik,” kata dia.