Kisah Senjada bersejarah Yang Paling Kramat Di Jepang

Kisah Senjada bersejarah Yang Paling Kramat Di Jepang

Kisah Senjada bersejarah Yang Paling Kramat Di Jepang

Kisah
Kisah Senjada bersejarah Yang Paling Kramat Di Jepang

indoarkeologi.xyz – Budaya Jepang kuno punyai sebagian kisah mengenai senjata keramat peninggalan para dewa yang menjadi legenda hingga waktu ini dan tidak sedikit diadaptasi dalam anime. Apa saja kisah senjata keramat peninggalan para dewa Jepang kuno? Berikut rangkumannya yang dilansir:

1. Senjata keramat Ame nomor Nuhoko

Dalam Shintoisme dan mitologi Jepang kuno, “Ame nomor Nuhoko” adalah senjata keramat berbentuk tombak berhiaskan berlian yang digunakan oleh Dewa Pencipta, Izanagi dan Izanami, untuk mengangkat pulau-pulau Jepang dari laut.

Dikisahkan bahwa di Jembatan Terapung Antara Langit dan Bumi atau Ame nomor Ukihashi, Izanagi mengaduk laut dengan tombak berlian itu.

Tetesan air laut dari ujung tombak itu yang nantinya dapat membentuk pulau-pulau di Jepang.

Kemudian, tombak berlian Izanagi dalam lukisan pra-modern karya Kobayashi Eitaku diekspresikan sebagai senjata naginata. Sebagai catatan, sejarawan dan penulis kerap menyoroti simbolisme prokreasi seksual yang mendasari mitos tersebut.

Tragedi yang pada akhirnya menimpa ke dua dewa pencipta sesudah episode ini terhitung menempatkan basic bagi mitos dan legenda Shinto berikutnya, seperti garis keturunan keluarga kerajaan Jepang.

2. Senjata keramat Totsuka nomor Tsurugi

Totsuka nomor Tsurugi atau “Pedang Sepuluh Lebar Tangan” adalah senjata keramat berbentuk pedang yang terlampau besar yang digunakan oleh dewa-dewa Shinto.

Kisah yang paling populer dari pedang Totsuka ini adalah waktu dipakai oleh Dewa Badai, Susanoo nomor Mikoto. Susanoo nomor Mikoto gunakan pedang Totsuka nomor Tsurugi untuk membunuh ular berkepala banyak bernama Yamata nomor Orochi di provinsi Izumo.

Pedang Totsuka yang digunakan dewa badai untuk membunuh Yamata nomor Orochi ini sesudah itu lebih dikenal dengan sebutan Ame-no-Habakiri atau “Pedang Langit Pembunuh Ular”.

3. Senjata keramat Ame nomor Ohabari

Ame nomor Ohabari adalah senjata Totsuka nomor Tsurugi yang digunakan oleh Dewa Pencipta Izanagi dengan kisah mengenai cikal dapat gunung berapi Jepang.

Saat itu istrinya, Izanami, meninggal sesudah melahirkan Kagutsuchi, Dewa Api. Izanagi yang sedih kehilangan istrinya, gunakan pedang Totsuka untuk memotong-motong tubuh keturunannya yang berapi-api. Bagi sebagian antropolog dan sejarawan, kisah ini diakui sebagai simbol perjuangan abadi Jepang dalam hadapi gunung berapi.

Potongan-potongan tubuh Dewa Api Kagutsuchi itu disebar Izanagi ke sebagian penjuru Jepang, yang menjadi cikal dapat terbentuknya gunung api di semua Jepang.

4. Senjata keramat Futsunomitama

Futsunomitama adalah senjata Totsuka nomor Tsurugi yang digunakan oleh Takemikazuchi, Dewa Petir.

Dikisahkan dalam legenda Jepang kuno bahwa Takemikazuchi diperintahkan oleh Amaterasu (Dewa Langit) untuk membantu kaisar pertama Jepang, Kaisar Jimmu, untuk melawan monster dan dewa di Gunung Kumano.

Akhirnya, Kaisar Jimmu menang dalam pertempuran berkat Futsunomitama yang diberikan oleh Takemikazuchi. Konon, senjata keramat Jepang kuno, Futsunomitama, itu disemayamkan di Kuil Isonokami di Prefektur Nara.

5. Senjata keramat Ame nomor Murakumo nomor Tsurugi

Ame nomor Murakumo nomor Tsurugi terhitung dikenal sebagai Kusanagi nomor Tsurugi atau pedang pengumpul awan.

Dalam mitologi Jepang kuno, kisah mengenai Kusanagi nomor Tsurugi tetap mengenai dengan legenda Dewa Badai Susanoo nomor Mikoto waktu membunuh Yamata nomor Orochi, ular berkepala banyak di provinsi Izumo.

Setelah menebas kepala Orochi dan dapat memotong-motong tubuhnya, Dewa Badai mendapati pedangnya rusak yang ternyata dikarenakan ada Pedang Kusanagi di ekor ular itu.

Pedang Kusanagi yang ditemykan itu sesudah itu dihadiahkan oleh Susanoo kepada saudara perempuannya, Amaterasu.

Di sesudah itu hari, Pedang Kusanagi oleh Amaterasu diwariskan kepada Yamato Takeru Kaisar Jepang ke-12 yang legendaris. Konon Pedang Kusanagi tetap disimpan dengan baik di suatu daerah di Jepang, tapi senjata keramat itu tidak untuk dicermati publik.

6. Senjata keramat Ame nomor Makakoyumi

Diriwayatkan dalam Kojiki, kumpulan mitos Jepang kuno, terkandung kisah penaklukkan Kunitsukami (Dewa Tanah) oleh Amatsukami (Dewa Langit).

Dalam satu babnya diceritakan bahwa Dewa Langit turunkan Ame nomor Wakahiko (anak laki-laki dari langit) di provinsi Izumo untuk melawan Dewa Tanah.

Dewa Tanah ini melawan dengan senjata keramat yang dikenal sebagai Ame nomor Makakoyumi, yaitu busur dewa. Namun, Wakahiko ternyata jatuh cinta terhadap Shitateruhime, putri Okuninushi, penguasa Izumo. Mereka menikah dan Wakahiko tidak ulang ke surga.

Pada tahun ke-8, Dewa Langit turunkan utusan surga untuk melacak informasi dengan bertanya kepada Wakahiko. Mengetahui hal itu Wakahiko gunakan Ame nomor Makakoyumi untuk membunuh utusan dari surga. Namun, Wakahiko pada akhirnya mati dibunuh disaat Dewa Langit melemparkan panah Wakahiko ulang padanya.

Konon, legenda mengenai senjata keramat Ame nomor Makakoyumi ini bercerita mengenai intrik politik Jepang kuno. Legenda dari Shintoisme mengenai pertempuran pada Amatsukami dan Kunitsukami melambangkan penaklukan suku lain oleh keluarga kerajaan Jepang.

7. Senjata keramat Kogarasumaru

Kogarasumaru adalah sebuah pedang samurai yang diduga ditempa oleh pakar pedang legendaris abad ke-8, Amakuni.

Kogarasumaru dipercayai terhitung sebagai salah satu pedang samurai paling awal yang dibuat, dan merupakan pusaka Keluarga Taira sepanjang Perang Genpei. Konon, pedang itu diberikan kepada Keluarga Taira oleh Yatagarasu, gagak dewa matahari berkaki tiga dalam Shintoisme.

Senjata keramat Kogarasumaru hingga waktu ini menjadi bagian dari Koleksi Kekaisaran Jepang.

8. Senjata keramat Kogitsunemaru

Kogitsunemaru adalah pedang keramat yang dipercayai ditempa oleh Sanjou Munechika sepanjang Periode Heian untuk Kaisar Go-Ichijo. Namun konon, Sanjou tidak menempa pedang ini sendirian, tapi ia dibantu oleh seorang anak jelmaan Inari, Dewa Makanan dari kepercayaan Shinto.

Inari adalah dewa pelindung Kaisar Go-Ichijo. Dewa Makanan diekspresikan dengan perwujudan rubah, mengilhami nama senjata keramat ini. “Kogitsune” artinya tukar kecil. Kogitsunemaru paling akhir dimiliki oleh Keluarga Kujou, tapi wilayah senjata keramat tersebut berada tidak diketahui waktu ini.

9. Senjata keramat Onimaru Kunitsuna

Onimaru Kunitsuna adalah salah satu dari Tenka-Goken atau Lima Pedang Langit legendaris dari Jepang kuno.

Katana Onimaru Kunitsuna ditempa oleh pakar pedang Awataguchi Kunitsuna kira-kira abad ke-13.

Menurut legenda, pedang Onimaru Kunitsuna digunakan untuk membunuh iblis (oni) dalam mimpi Hojo Tokiyori, bupati Kamakura.

Dikisahkan, tiap-tiap malam Tokiyori selamanya disiksa oleh iblis yang membuatnya tidak tidur nyenyak. Suatu malam seorang lelaki tua nampak di dalam mimpinya yang mengaku dirinya adalah roh dari Onimaru Kunitsuna. Di dalam mimpi ruh itu menyatakan bahwa ia mampu menyingkirkan iblis itu asalkan dia dibersihkan.

Setelah Tokiyori membersihkan pedangnya, pedang itu secara ajaib jatuh dari raknya dan memotong kaki anglo di kamarnya. Kaki anglo itu berbentuk seperti iblis.

Semenjak itu, Tokiyori tidak dulu dihantui ulang oleh iblis dalam mimpinya dan ia menamai pedang itu sebagai Onimaru.

Onimaru Kunitsuna sesudah itu menjadi harta berharga dari keluarga Hojo dan diwariskan kepada keluarga Ashikaga, yang terhitung menghormati pedang.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka