Kisah Berlian Terkutuk yang Dikaitkan dengan Tragedi Titanic

Kisah Berlian Terkutuk yang Dikaitkan dengan Tragedi Titanic

Kisah
Kisah Berlian Terkutuk yang Dikaitkan dengan Tragedi Titanic

indoarkeologi.xyz – Ini salah satu adegan tak terlupakan di dalam Film Titanic yang dirilis pada 1997: Rose DeWitt Bukater (diperankan Kate Winslet) hanya mengenakan perhiasan Heart of the Ocean Sapphire kala dilukis oleh Jack Dawson (diperankan Leonardo DiCaprio), seniman miskin yang dapat naik kapal termewah pada masanya lantaran menang taruhan.

Tak senang menyaksikan Rose dilukis pria lain di dalam suasana telanjang, tunangannya menciptakan plot konspirasi. Sang pelukis tampan dituduh mengambil perhiasan mewah itu.

Menurut kisah di dalam film, perhiasan safir itu disebut-sebut dulu dimiliki oleh Raja Louis XVI, selanjutnya lantas dibentuk seperti hati sehabis Revolusi Prancis pecah.

Tentu saja benda yang dipakai di dalam pembuatan film cuman benda tiruan. Namun, dunia dibikin tercengang ketika Gloria Stuart yang memerankan Rose kala sepuh tampil bersama perhiasan sungguhan bertabur seratus berlian dan batu safir 170 karat senilai US$ 4 juta kala dinominasikan sebagai Artis Pendukung Terbaik di dalam Academy Awards 1998.

Seperti dikutip berasal dari The Vintage News pada Kamis (7/9/2017), tidak banyak disadari bahwa kisah mengenai Heart of the Ocean bukan begitu saja diikutkan di dalam narasi Titanic.

Diduga, salah satu penumpang yang selamat bernama Kate Florence Philips mempunyai kalung berlian dan safir. Ia mendapatkannya sebagai hadiah berasal dari kekasihnya, Henry Samuel Morley. Mereka berdua berlayar sebagai penumpang kelas dua.

Heart of the Ocean di dalam film itu terhitung mengacu kepada kisah Hope Diamond, perhiasan yang sepanjang sejarah dikenal sebagai pembawa kutukan.

Bahkan beredar rumor bahwa Hope Diamond tersedia di di dalam Titanic dan membawa dampak kapal itu tenggelam, meski belakangan terbukti bohong belaka.

Namun, kisah Hope Diamond yang konon membawa sial bagi pemiliknya tak lekang oleh zaman:

Mirip bersama kisah fiksi Heart of the Ocean, maka Hope Diamond terhitung dulu dicuri dua kali sepanjang sejarah panjangnya. Riwayatnya bermula ketika pedagang Prancis Abad ke-17 bernama Jean Baptiste-Tavernier membelinya berasal dari sebuah pura Hindu di India.

Ada pendapat bahwa pedagang perhiasan itu mungkin mencurinya, bukan membeli. Dikisahkan, ketika para rahib tahu tersedia perampokan, mereka mengirimkan kutuk pada berlian berikut supaya barang siapa yang memilikinya menderita seumur hidup.

Setelah Tavernier meninggalkan India, ia dilaporkan membawa perhiasan bernilai itu ke Paris, bersama bersama 20 butir berlian lainnya. Selagi berada di tangannya, perhiasan itu dikenal sebagai Tavernier Blue Diamond.

Ia menjajakan cikal-bakal Hope Diamond berikut kepada keluarga ningrat Prancis. Raja kala itu adalah Louis XIV. Di bawah kekuasaan Louis XIV, berlian itu diasah kembali dan diberi dua nama, Permata Biru Mahkota Prancis dan Blue French.

Menurut beberapa catatan, sehabis menjajakan benda itu, Tavernier menderita demam dan lantas meninggal dunia. Sejumlah kabar lain apalagi menjelaskan jasadnya dicabik-cabik oleh beberapa serigala. Tapi, penelitian lain menjelaskan bahwa ia raih usia lanjut sampai 84 tahun.

Dugaan berlakunya kutuk pada Tavernier mungkin hanya kisah yang dilebih-lebihkan, tapi nasib para pemilik selanjutnya tidak menggembirakan.

Menurut catatan, penasehat keuangan sekaligus pegawai setia yang bernama Nicholas Fouquet mencoba memamkai berlian itu. Raja disebut-sebut bertengkar bersama Nicholas Fouquet supaya pegawai itu kelanjutannya dipenjara sepanjang 15 tahun atas perintah Raja.

Sang raja terhitung mengalami nasib malang. Sepanjang hidupnya, ia menyaksikan nyaris semua anak sahnya mati muda. Demikian terhitung bersama cucu-cucunya. Ia sendiri meninggal dunia sehabis menderita gangren yang terlampau menyakitkan.

Setelah kematian Louis XIV, berlian itu selamanya jadi punya kerajaan Pancis dan lantas diwariskan kepada Louis XVI beserta istrinya, Marie Antoinette. Pasangan itu dipenggal di dalam masa guncang politik Prancis dan hukuman itu dikait-kaitkan bersama kutukan berliannya.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka