Keraton Surakarta Kirab 7 Pusaka

Keraton Surakarta Kirab 7 Pusaka

Keraton
Keraton Surakarta Kirab 7 Pusaka

indoarkeologi.xyz – Tengah malam 1 Suro yang bertepatan bersama dengan pergantian hari Rabu menuju Kamis, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar kirab 7 pusaka. Tepat pada pukul 00.00 WIB lonceng keraton dibunyikan sebanyak 12 kali, lima kebo bule yang udah diberi makan ubi, mengawal kirab sejumlah pusaka keraton.

Terlihat putra mahkota Keraton Surakarta Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Purboyo bersama dengan bersama dengan kerabat keraton juga ikuti kirab atau topo bisu.

Di belakang rombongan muncul satu per satu pusaka jadi dikeluarkan. Setiap pusaka dikawal oleh rombongan peserta kirab sekaligus abdi dalem yang membawa oncor serta payung keraton.

Kirab tersebut menyita rute Supit Urang, Jalan Pakubuwana, Gapura Gladag, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Veteran, Jalan Yos Sudarso, Jalan Slamet Riyadi dan lagi ke Keraton Solo.

Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Kanjeng Raden Aryo Dani Nur Adiningrat mengatakan, ritual malam 1 Sura di Keraton Surakarta udah di awali bersama dengan rutinitas wilujengan pada pukul 19.00 WIB. Selanjutnya tersedia peringatan haul Pakubuwono X yang meninggal pada malam 1 Sura.

“Jam 22.30 WIB jadi dijalankan persiapan. Abdi dalem dan sentono dalem yang dapat tugas ngampil dan bongkar berjajar, dibagikan sangsang atau kalung bunga melati, setelah itu gajah nguling atau hiasan telinga yang tandanya dia utusan raja untuk bawa pusaka,” katanya.

Selanjutnya pusaka yang disimpan di gedong pusaka dikeluarkan satu per satu. Sesampainya di pelataran, pembawa pusaka didampingi oleh abdi dalem yang membawa tombak dan oncor.

“Lalu dibikin grup-grup untuk sesudah itu dikirabkan,” imbuhnya.

Ia menambahkan disaat iring-iringan kirab berangkat, tersedia ritual doa di kawasan sakral keraton yang disebut bandengan. Selain itu, juga dijalankan shalat hajat dan shalat malam di masjid didalam keraton.

“Jadi, tersedia yang berdoa melalui kirab, meditasi,” tambahnya.

Tidak muncul pejabat nasional yang ikut hadir, juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang kali ini tidak berkunjung ikuti kirab. Yang muncul ada hanya Alam Ganjar, putera Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka