Kapal Nabi Nuh AS Berlabuh versi Prasasti Babilonia

indoarkeologi.xyz – Kisah Nabi Nuh AS dan kapal legendaris miliknya ini termaktub didalam kitab suci agama-agama samawi yang diturunkan kepada para Nabi, juga juga kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kisah Nabi Nuh dan kapal miliknya ini juga termaktub didalam prasasti Babilonia yang sampai kini usianya udah mencapai 3.000 tahun. Uniknya, didalam prasasti ini ditemukan peta dan simbol-simbol yang menyedot perhatian para peneliti.
Prasasti atau artefak yang berbahan baku berasal dari tanah liat ini diteliti oleh para ahli sejak ditemukan di wilyah Timur Tengah.
Setelah lebih berasal dari sebulan, para peneliti beroleh sedikit sinar terang sesudah meneliti simbol-simbol pada lempengan kuno tersebut.
Para peneliti juga yakin bahwa artefak itu merupakan keliru satu rujukan yang sadar perihal cerita kapal Nabi Nuh yang tertulis didalam Alkitab.
Letak Bahtera Nabi Nuh versi Prasasti Babilonia
Dalam prasasti Babilonia ini terkandung semacam peta yang membuktikan letak yang dianggap kuat merupakan tempat berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS.
Di bagian belakang artefak tersebut dikatakan berfaedah seperti kunci rahasia yang membuktikan kepada para penjelajah rute yang barangkali mereka ambil dan mereka mencermati selama perjalanan. Salah satu bagian dilaporkan menyatakan siapa pun didalam perjalanan kudu lewat “tujuh liga untuk melihat sesuatu yang setebal kapal parsiktu”.
Berdasarkan kitab suci Babilonia kuno lainnya, kata ‘parsiktu’ kebanyakan mendukung menyatakan ukuran kapal yang dibutuhkan untuk bertahan berasal dari banjir besar.
Bagian lain juga nampak untuk membuktikan jalur menuju “Urartu” diikuti bersama dengan instruksi bagaimana menuju ke sana. Urartu diyakini sebagai tempat seorang pria dan keluarganya mendaratkan bahtera raksasa yang mereka buat, menurut puisi kuno Mesopotamia.
Para peneliti menyatakan bahwa Urartu – juga dikenal sebagai Ararat – terletak di puncak gunung di Turki dan konon merupakan tempat di mana bahtera itu berada sesudah banjir selama 150 hari.
“Ini membuktikan bahwa ceritanya sama, dan pasti saja cerita yang satu mengarah ke cerita yang lain, tetapi juga, berasal dari sudut pandang Babilonia, ini adalah fakta yang sebenarnya. Kisah Alkitab perihal Bahtera Nuh ikuti versi Babilonia,” katanya dikutip berasal dari The Sun, Kamis (14/11/2024).
Bahtera Nabi Nuh didalam Al-Qur’an
Al-Quran Surat As-Shaffat ayat 126 menyebut Nabi Adam, Idris dan Nuh merupakan nenek moyang terdahulu. Di didalam kitab Tafsir Ilmi Mengenal Ayat-Ayat Sains didalam Alquran menyatakan Alquran tidak secara spesifik menyatakan letak pemukiman kaum Nabi Nuh.
Namun, sebagian ulama yakin mereka hidup di kawasan yang waktu ini dikenal sebagai Kufah dan Irak. Alquran Surat Hud ayat 44, cuma menyebut wilayah mendaratnya bahtera Nabi Nuh yakni di Gunung Judi.
“Dan firmankan. “Wahai bumi! telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah” Dan air pun disurutkan dan perintah pun diselesaikan dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi dan dikatakan binasalah orang-orang zalim.”
Maulana Yusuf Ali didalam Tafsir Al-Quran menyatakan, bahwa gunung atau bukit Judi berada di suatu wilayah yang meliputi distrik Bohtan di Turki dekat perbatasan negara- negara Turki, Irak dan Suriah saat ini ini. Dataran tinggi berasal dari urutan pegunungan ararat yang besar mendominasi wilayah ini.
Sejumlah penelitian juga mengklaim bahwa gunung Judi yang dimaksud adalah Gunung Ararat, Turki. Klaim ini berdasar pada penemuan susunan yang dianggap merupakan perahu itu di Gunung Ararat di Turki Timur pada akhir 1950-an.
Sementara itu, Dr Maurice Bucaille didalam tulisannya “Al-Qur’an, Bible dan Sains Modern” membuktikan bahwa “Gunung Judi ini adalah puncak pegunungan Ararat di Armenia, tetapi tidak mampu menanggung bahwa tidak tersedia perubahan nama untuk sesuaikan antara riwayat itu dikarenakan banyak nama tempat “Judi” di Arab”.
Muhammad Isa Daud berasal dari Mesir didalam karyanya “Al-Lazina Sakanu al-ardha Qablana” terbitan Pustaka Hidayah mengutarakan bahwa adanya pembodohan penemuaan bahtera Nuh yang ditunaikan sejumlah ilmuwan. Pada waktu itu ilmuwan Amerika bernama John Leiby menyatakan kepada para Arkeolog senior bahwa dia bermimpi tempat yang didalam yang merupakan wilayah terdamparnya Nabi Nuh. Setelah bermimpi, ia berkeliling disekitar Gunung Ararat untuk mencarinya tetapi pencarianya gagal dikarenakan beruang-beruang mengusirnya.