Benda Pusaka Pada Acara Adat Dayak
indoarkeologi.xyz, Jika singgah ke Kalimantan Barat, maka jangan sampai melepaskan singgah ke Museum Provinsi Kalimantan Barat. Sebab, museum yang berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani, Pontianak, itu menyimpan banyak ragam koleksi benda khas tradisional bersejarah berasal dari bermacam budaya yang tersebar di Kalimantan Barat, termasuk kebudayaan Dayak.
Saat memasuki museum, nuansa kearifan budaya lokal begitu terasa, terasa berasal dari ornamen khas seperti ukiran dan motif terhadap dinding, baju kebiasaan pernikahan, alat tenun, senjata tradisional, sampai benda-benda keramat seperti peralatan kematian maupun sunatan. Selain banyak ragam benda tradisional, tersedia termasuk koleksi barang-barang berbau mistis yang mesti anda ketahui di sana.
Agit merupakan perhiasan yang digunakan oleh dukun suku dayak Menyuke, Kabupaten Pontianak, di dalam upacara perdukunan atau upacara yang berwujud religius. Agit berwujud kalung yang terbuat berasal dari rotan, kerang, gigi taring binatang, manik-manik kaca biru, dan merah.
Sementara, Sa’sawak manic merupakan ikat pinggang yang digunakan oleh wanita suku Dayak di Kalimantan Barat yang terdiri berasal dari 6 rangkaian manik-manik kaca, batu tulang disekat oleh 4 lempeng tanduk, kayu dan, tulang sebagai penguat.
Panyugu merupakan daerah untuk lakukan ritual pembacaan doa dan mantra, yang berwujud religius dan magis, serta terkandung althar, pahar, patung, tempayan, tangki, dan 2 buah mangkuk. Panyugu digunakan di dalam upacara ritual yang disebut Nyanghatan.
Itu adalah ritual untuk memohon kekuatan kepada roh leluhur, sehingga warga kampung beroleh bantuan dan keselamatan. Ritual Panyugu biasanya dilaksanakan terhadap selagi lakukan pembukaan lahan perladangan, dan disaat ritual naik dango.
Rumah Sandung adalah bangunan seperti rumah kecil yang bertiang panjang, daerah menyimpan tulang belulang leluhur sehabis Upacara Tiwah. Hal ini biasanya berkaitan bersama keyakinan Kaharingan yang dianut oleh Suku Dayak Ngaju yang tersedia di Kalimantan Tengah.
Dalam sebuah Sandung, biasanya berisi tulang-tulang berasal dari satu sampai tujuh orang leluhur. Rumah Sandung mempunyai jumlah tiang yang beragam, tersedia yang bertiang satu, dua, tiga, dan yang terbesar bertiang empat. Banyaknya tiang ini mencerminkan besar atau kecilnya rumah Sandung tersebut, sekaligus sebagai simbolis standing sosial dan kekuatan keluarga yang ditinggalkan.
Pada kebudayaan Dayak, bermacam upacara yang berwujud religius sampai mistis akan diiringi bersama musik tradisional sebagai kelengkapan pokok di dalam penyelenggaraan ritual penduduk Dayak.
Alat musik seperti keledi, sape, gendang, gong, tawak-tawak, dan ketipung digunakan sebagai alat untuk menggiring tari-tarian maupun nyanyian yang berkaitan bersama ritual. Tujuannya untuk memohon Kedatangan roh nenek moyang selagi ritual sedang berlangsung.