Banyuwangi Gelar Pameran Kepurbakalaan
indoarkeologi.xyz – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi menggelar Pameran Kepurbakalaan di kantor Disbudpar. Ada tempayan dari Dinasti Tang China abad 7-10, wadah penutup Dinasti Ming abad ke-14, guci song (kelapa) Dinasti Song abad 9-12. Semua benda bersejarah itu ditemukan di lokasi Banyuwangi.
Selain barang-barang dari beragam dinasti China, termasuk terdapat benda-benda pusaka Banyuwangi lainnya di pameran yang digelar dari 3-5 September 2020 tersebut. Seperti satu set timbangan emas zaman Kerajaan Blambangan abad 14-18 Masehi. Timbangan yang terbuat dari perak itu ditemukan di Pertanen, Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Ada termasuk botol soda buatan perusahaan keluarga Belanda, Erven Lucas Bols, th. 1575. Botol tersebut terbuat dari keramik dan berkapasitas satu liter.
Berbagai benda purbakala dan benda kuno berbahan batu, tanah liat, keramik, hingga kayu termasuk ditampilkan pada pameran tersebut. Bentuknya bermacam-macam, ada keris, tombak, arca, lingga yoni, hingga lemari rias kuno.
Kepala Disbupar Banyuwangi, Muhammad Yanuarto Bramuda, menyatakan Banyuwangi memiliki kisah era lalu yang menarik. “Bagaimana kisah Kerajaan Blambangan dan Macan Putih yang ikut andil dalam sejarah Banyuwangi,” kata Bramuda.
Bramuda menyatakan kisah sejarah itulah yang mesti diteruskan pada generasi muda Banyuwangi. “Anak cucu kami mesti diceritakan sejarah yang memiliki kandungan kisah-kisah heroik zaman dahulu. Kegiatan ini untuk menumbuhkan cinta kebudayaan Banyuwangi pada generasi milenial,” jadi Bramuda.
Bramuda beri tambahan waktu ini Disbudpar telah memiliki museum benda-benda purbakala. Disbudpar termasuk dapat membangun museum Banyuwangi Tempo Doeloe. Museum yang mengisahkan cerita-cerita Banyuwangi. Seperti cerita Pantai Boom yang membawa koneksi dengan Australia, kisah penambang belerang zaman Belanda, dan beragam kisah lainnya.
Bramuda menambahkan, pameran ini termasuk sebagai layanan untuk menghimpun kembali barang-barang bersejarah yang ada di Banyuwangi.
“Kami termasuk menghimpun para budayawan, kolektor, fans barang purbakala melalui sarasehan,” jelas Bramuda.
Pameran ini dapat ditutup dengan pementasan wayang kulit, dengan dalang Ki Mudo Juwito Gendeng. Wayangan yang digeber pada Sabtu malam dengan menampilkan lakon Wahyu Husodo Jati.