Artefak Adalah Benda Arkeologi

Artefak Adalah Benda Arkeologi

Artefak
Artefak Adalah Benda Arkeologi

indoarkeologi.xyz – Artefak adalah benda arkeologi atau peninggalan benda-benda bersejarah, yang apalagi didalam arkeologi, artefak memiliki kaitan erat bersama benda – benda peninggalan dari jaman lampau. Adapun peninggalan tersebut, biasanya berbentuk alat atau benda sejenisnya yang dulu kerap digunakan.

Dahulunya orang Mesir kuno percaya pada kehidupan sehabis kematian dan menguburkan orang mati bersama hal-hal yang mereka perlukan untuk hidup di akhirat. Oleh dikarenakan itu, artefak adalah benda peninggalan sejarah yang sudah beri tambahan petunjuk perlu tentang kehidupan di Mesir kuno. Hal ini membuat makam Mesir kuno memiliki kekayaan artefak yang beri tambahan wawasan sarat akan budaya. Salah satunya adalah Makam Raja Tut yang memiliki kurang lebih 5.000 artefak, terhitung wangi-wangian dan minyak, perhiasan, patung, dan apalagi mainan dari jaman kecil sang raja.

Artefak adalah bentuk peninggalan sejarah, yang berfaedah beri tambahan Info perlu kepada arkeolog tentang budaya dan peradaban sebelumnya. Bahkan fungsi artefak amat mendukung pilih periode sementara bumi dan didalam catatan sejarah, dikarenakan sampai sekarang masih banyak budaya kuno tidak memiliki bahasa tertera dan tidak aktif tercatat kilas balik sejarahnya.

Berikut ini definisi artefak dan jenisnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (3/11/2022).

Mengenal Artefak

Risto Hilpinen adalah seorang Professor of Theoretical Philosophy yang mendefinisikan filosofis standar tentang “artefak” yang kerap dimisalkan apalagi disaat tidak dinyatakan secara eksplisit, maka artefak adalah objek yang memang dibikin bersama sengaja, untuk raih suatu tujuan.

Definisi ini kemudian menjadi berakar, pada perbedaan Aristoteles pada hal-hal yang tersedia secara alami dan hal-hal yang tersedia bersama kerajinan. Biasanya yang tersedia secara alami memiliki asal-usulnya sendiri, sedangkan yang tersedia dikarenakan kerajinan memiliki asal-usulnya dari pengrajin, didalam bentuk benda yang tersedia didalam pikiran pembuatnya.

Pada definisi standar ini, maka artefak perlu mencukupi tiga kondisi, di mana mereka perlu diproduksi bersama sengaja, agar mengesampingkan product sampingan yang tidak diinginkan dari tindakan yang disengaja, seperti serutan yang dihasilkan dari ukiran kayu, terhitung seluruh objek alami seperti salamander dan bintang.

Perlu dipahami bahwa artefak adalah benda yang memang dibikin oleh manusia, di mana artefak terhitung tergolong didalam seni, peralatan, dan busana yang dibikin oleh orang-orang dari sementara dan tempat. Adapun arti ini kerap digunakan untuk merujuk pada sisa-sisa suatu benda, seperti pecahan tembikar atau barang pecah belah.

Artefak akan amat berfaedah bagi para sarjana yang dambakan belajar tentang suatu budaya. Arkeolog biasanya menggali daerah di mana budaya kuno hidup, dan memakai artefak yang ditemukan di sana untuk belajar tentang jaman lalu. Terdapat banyak sekalai budaya kuno, yang pasti tak memiliki bahasa tertera atau tidak secara aktif mencatat sejarah mereka, agar artefak sering kadang beri tambahan salah satu petunjuk tentang bagaimana orang hidup.

Definisi Artefak Menurut Para Ahli

1. Risto Hilpinen

Adapun definisi artefak yang ditemukan berdasarkan filosofi singkat dari Risto Hilpinen seorang Professor of Theoretical Philosophy, tidak menutup kemungkinan bahwa setidaknya lebih dari satu benda yang dibikin oleh hewan non-manusia adalah artefak. Seperti jaring laba-laba yang memang memiliki tujuan, dan tahu dibikin daripada berjalan secara alami. Tapi kita kemungkinan sangsi untuk mengaitkan niat bersama laba-laba, mengingat karakter naluriah dari perilaku menenun jaring mereka. Adapun bentuk implikasi dari definisi standar ini, cocok bersama bukti yang berkembang untuk kognisi canggih di pada hewan non-manusia pada umumnya, dan kekuatan mereka untuk produksi dan memakai alat dan struktur lain.

2. AJ Miller

AJ Miller menjelaskan bahwa tidak tersedia gunanya coba membedakan secara sistematis pada dunia alami dan dunia artifaktual, jikalau jikalau kita memperhatikan cara-cara di mana istilah-istilah seperti “alami” kemungkinan memiliki konsekuensi atau konsekuensi tertentu, seperti disaat sebuah komoditas di toko-toko diberi label. “alami” hanya dikarenakan satu bahan, seperti pewarna kimia, sudah dihapus, atau disaat sesuatu yang tampaknya alami seperti radiasi dianggap bertentangan bersama “alam” yang sebenarnya.

3. Sperber (2007)

Selain AJ Miller dan Risto, Sperber terhitung berpendapat bahwa fungsi genap adalah kontinu pada alam dan budaya. Sperber memulai bersama pengamatan bahwa apa yang dia sebut artefak biologis seperti tanaman dan hewan peliharaan, lebih dari satu besar memiliki fungsi biologis dan budaya. Tetapi mereka menjalankan fungsi kulturalnya dikarenakan menjalankan fungsi biologisnya, dan sebaliknya. Ambil anggur tanpa biji, di mana ketiadaan biji mereka tampaknya membuat mereka murni artifaktual, dikarenakan fungsi reproduksi buah tampaknya hilang bersama bersama bijinya.

Namun faktanya, Sperber berpendapat, bahwa buah mempertahankan fungsi biologis untuk menarik kita memakan buahnya dan kemudian menyebarkan tanaman itu, dan bukan bersama menyebarkan biji seperti pada anggur berbiji. Akan tetapi bersama memperbanyak tanaman anggur secara vegetatif, terdapat kesamaan fungsi biologis dan budaya didalam domestikasi ini perlihatkan bahwa jauh dari jadi lokus pemisah pada alam dan budaya, ranah domestikasi adalah lokus penggabungan mereka yang tak terlihat. Sperber menyimpulkan bahwa “artefak” sebagai arti teoretis tidak dapat didefinisikan secara berguna, dikarenakan tiap-tiap upaya untuk melakukannya akan digagalkan oleh kontinuitas yang dirinci di atas.

4. Randall Dipert (1993)

Artefak adalah salah satu bentuk instrumen dari benda-benda alami, yang sengaja digunakan untuk suatu target tetapi tidak dimodifikasi. Seperti batu yang digunakan sebagai palu, maka perkakas adalah instrumen yang dimodifikasi bersama sengaja, seperti batu yang dibentuk dan dipoles untuk digunakan sebagai palu. Artefak adalah alat yang dimaksudkan untuk dikenali sebagai alat, seperti palu cakar yang terbuat dari bahan standar dan bersama bentuk standar yang gampang dikenali. Masalah kontinum untuk artefak ini memang hanyalah versi dari kasus terkenal, dan melanda skema klasifikasi didalam pengetahuan alam dan sosial.

Jenis dan Ciri-Ciri Artefak

Bentuk kebudayaan berbentuk artefak dikelompokkan jadi empat model berdasarkanya zamannya, selanjutnya masing-masing penjelasannya, yakni :

1. Zaman Paleolitikum

Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Budaya (Deskripsi Kepribadian Bangsa Indonesia) (2019) karya Isma Tantawi, zaman paleolitikum adalah zaman yang memang diperkirakan berjalan kurang lebih 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini disebut terhitung zaman batu tua, di mana bentuk artefak yang dapat ditemukan adalah kapak genggam yang memang terdapat di kawasan Pulau Jawa, lebih-lebih Jawa Timur.

2. Zaman Mesolitikum

Zaman mesolitikum atau zaman batu tengah ini, memiliki banyak peninggalan artefak yang lumayan penting, di mana bentuk artefaknya dapat perlihatkan jikalau manusia di zaman ini menjadi hidup menetap atau tinggal permanen. Artefak ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Bandung, seperti Padalarang Cicilengka, Banjaran, dan juga Kerinci. Adapun umpama artefak yang dapat ditemukan adalah Kapak Sumatera atau pebble, kapak pendek atau haehe courte.

3. Zaman Neolitikum

Pada zaman neolitikum atau zaman batu baru ini, banyak ditemukan artefak berbentuk peralatan kriya seperti kapak persegi yang banyak ditemukan di kawasan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan juga Kalimantan. Selain itu, kapak lonjong, yang memiliki bentuk bundar bersama ujung lancip, banyak ditemukan di daerah Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak (Kalimantan Timur).

4. Zaman Megalitikum

Zaman paling akhir yakni zaman batu besar ini, akan jadi awal lahirnya berbagai bangunan yang terbuat dari batu dan berukuran besar. Contoh artefak yang ditemukan adalah menhir, dolmen, sarkofagus, dan kubur batu yang banyak di lebih dari satu kawasan di Indonesia. Peninggalan ini, membuat penduduk menjadi memakai peralatan dari logam, dan juga menjadi mengenal kebudayaan.

Adapun ciri – ciri dari artefak adalah:
– Umumnya terbuat dari batu dan sudah menjadi halus.

– Merupakan hasil kebudayaan yang dapat diabadikan.

– Memiliki bentuk yang beragam, seperti lonjong, bulat, persegi dan sebagainya.

– Saat ditemukan, dapat berbentuk bentuk benda utuh maupun pecahan-pecahan yang nanti akan disatukan.

– Merupakan hasil dari peristiwa didalam makna sejarah.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka