Alasan Harta Pusaka Tinggi Boleh Digadaikan
indoarkeologi.xyz – Ketegasan kebiasaan Minang dengan konsepsi matrilineal nampak menyadari melalui kedudukan dan hak terhadap harta. Harta berikut terbagi menjadi beberapa jenis, keliru satunya harato pusako tinggi atau harta pusaka tinggi.
Mengutip berasal dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, harato pusako tinggi adalah harta pusaka yang diwariskan secara turun-temurun melalui garis keturunan ibu. Jenis harta ini berupa rumah, sawah, ladang, kolam, dan hutan.
Anggota kaum hanya punya hak pakai dan umumnya pengelolaannya diatur datuk kepala kaum. Hak pakai yang dimaksud, antara lain hak mengakses tanah, memungut hasil, mendirikan rumah, menangkap ikan hasil kolam, dan hak menggembala.
Harta pusaka tinggi ini tidak boleh diperjualbelikan dan hanya boleh digadaikan. Saat dapat menggadaikan harta pusaka tinggi pun mesti melalui musyawarah antara petinggi kaum.
Selain itu, penggadaian harta pusaka tinggi terhitung hanya diperbolehkan selagi keadaan mendesak. Berikut empat alasan harta pusaka tinggi Minang boleh digadaikan:
1. Gadih Gadang Indak Balaki
Harta pusata tinggi boleh digadaikan selagi dapat mengawinkan anak wanita, tapi tidak punya biaya. Terlebih, jikalau umur sang wanita udah makin bertambah.
2. Mayik Tabujua di Ateh Rumah
Mayik tabujua di ateh tempat tinggal berarti mayat terbujur di atas rumah. Harta pusaka tinggi boleh digadaikan jikalau tidak tersedia biaya untuk mengurus jenazah yang mesti langsung dikuburkan.
3. Rumah Gadang Katirisan
Rumah gadang katirisan atau tempat tinggal besar bocor merupakan alasan lain harta pusaka tinggi boleh digadaikan. Uang gadai berikut nantinya mampu digunakan untuk merenovasi rumah, supaya tempat tinggal mampu layak huni.
4. Mambangkik Batang Tarandam
Alasan paling akhir diperbolehkannya harta pusaka tinggi digadaikan adalah jikalau tidak punya biaya untuk pesta pengangkatan penghulu (datuk). Uang gadai berikut terhitung boleh dipakai untuk biaya menyekolahkan bagian kaum ke tingkat yang lebih tinggi.
