Ada Warisan Arkeologi, Daerah Ini Terkenal Lukisan Gua Tertua

Ada Warisan Arkeologi, Daerah Ini Terkenal Lukisan Gua Tertua

Ada
Ada Warisan Arkeologi, Daerah Ini Terkenal Lukisan Gua Tertua

indoarkeologi.xyz – Akademisi kampus Hasanuddin (Unhas) Yadi Mulyadi mengemukakan Karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan kaya bakal website seni cadas yang kondang sebagai lukisan gua tertua di dunia.

Pada menara karst terletak banyak tempat tinggal atau pemberian alami yang dibuat dari bebatuan bersama dengan gambar binatang dan manusia berusia lebih berasal dari 40.000 tahun.

“Daerah sekitarnya terhitung membuka situs-situs yang menaruh peralatan kuno terbuat berasal dari batu,” ujarnya dikutip berasal dari info tercantum SIG, Jakarta, Sabtu (6/7/2024).

Berdasarkan hasil penelitian Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan (kini Balai Pelestarian Kebudayaan lokasi XIX) dan Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep pada 2018, didapati bahwa beberapa web site prasejarah selanjutnya di antaranya berada di dalam konsesi tambang tanah simak yang dikelola oleh anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk SIG, Semen Tonasa.

Semen Tonasa atas wejangan dari SIG, udah menetapkan kawasan Bulu Sipong seluas 31,64 hektare atau 11,3% dari total lahan tambang seluas 280 hektare sebagai kawasan konservasi. dalam pengelolaan Bulu Sipong, Semen Tonasa secara aktif menjalin kerjasama bersama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XIX.

Upaya yang telah ditunaikan didalam pengelolaan Bulu Sipong, pada lain bersama dengan pemantauan getaran dan hawa ambien secara berkala oleh pihak ketiga.

“Hasilnya, nilai getaran terjaga di bawah standar nasional untuk bangunan cagar budaya, begitu pula mutu udara ambien di lebih kurang situs yang terhitung terjaga sesuai standar Kementerian Lingkungan Hidup,” kata SVP Sustainability Office SIG Johanna Daunan.

Sementara itu, Senior Specialist in Archaeology and Head of the Organizing Team of SPAFACON, Noel Hidalgo Tan menjelaskan SIG tunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap situs arkeologi dan warisan budaya di kawasan Asia Tenggara. Kepedulian tersebut keliru satunya dibuktikan bersama merilis Dokumen perencanaan Pengelolaan Warisan Budaya (Cultural Heritage Management Plan/CHMP) atas situs prasejarah di Bulu Sipong IV.

“Kepedulian di dalam dukungan dan pengelolaan web arkeologi di kawasan AsiaTenggara, sekaligus berterima kasih atas partisipasinya di dalam SPAFACON 2024,” katanya.

Di segi lain, Semen Tonasa merilis CHMP atau dokumen kajian yang merinci kebijakan yang tepat didalam segi pengelolaan warisan budaya baik tangible maupun intangible heritage, supaya culture value berasal dari kawasan selanjutnya masih bakal dipertahankan hingga di masa yang bakal datang CHMP dapat berfungsi sebagai himbauan pengelolaan warisan budaya yang dimiliki oleh Perusahaan, termasuk Bulu Sipong yang merupakan web cagar budaya, agar bakal dikelola dengan baik secara berkesinambungan bersama dengan tetap perhitungkan nilai-nilai budaya yang ada.

CHMP ditetapkan lewat serangkaian hasil penelitian literatur, Focus grup Discussion (FGD) dan observasi lapangan yang melibatkan Badan Pengelola UNESCO international Geopark Maros-Pangkep, instansi Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (LPPM) kampus Hasanuddin, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XIX, para ahli arkeologi, antropologi, geologi, keanekaragaman hayati, pariwisata serta beraneka pemangku kepentingan lainnya.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka