Pusaka Jepang Yang Sangat Misterius

Pusaka Jepang Yang Sangat Misterius

Pusaka
Pusaka Jepang Yang Sangat Misterius

indoarkeologi.xyz – Kaisar Naruhito secara formal mendiami tahta Jepang sehari setelah sang ayah, Akihito mengundurkan diri.

Sebagai kaisar baru, Naruhito berjanji untuk mobilisasi fungsinya sebagai lambang negara dan persatuan rakyat Jepang sebaik-baiknya.

Salah satu anggota berasal dari seremoni naik tahtanya Naruhito adalah penyerahan benda-benda pusaka Kekaisaran Jepang kepada sang pemimpin baru.

Benda pusaka itu adalah tiga Sanshu noJingi atau Harta Karun Suci yang amat dirahasiakan.

Dua di antara benda-benda pusaka itu adalah pedang Kusanagi dan perhiasan Yasanaki no Magatama yang diserahkan kepada Naruhito di dalam bungkusan kotak kayu.

Kedua benda pusaka itu diberikan tokoh paling senior tempat tinggal tangga kekaisaran Jepang.

Benda ketiga, cermin Yata no Kagami, selamanya berada di kuil besar Ise, wilayah paling perlu dalam agama Shinto, di Prefektur Mie. Ketiga benda pusaka itu melambangkan keberanian, kebijaksanaan, dan kebajikan yang diharapkan dapat ditunjukkan sang kaisar kepada rakyatnya.

Tak ada orang lain terkecuali sang kaisar dan pendeta Shinto paling senior yang dapat menyaksikan ketiga benda pusaka itu. Menurut mitos, ketiga benda berikut udah menjadi anggota berasal dari seremoni pelantikan kaisar baru sejak 690.

Ketiga benda itu, masih menurut mitos, di awalnya adalah punya Amaterasu, dewi matahari yang legendaris. Amaterasu dipaksa bersembunyi di dalam gua setelah sang kakak, Susanoo, dewa badai yang amat kuat, menghalau cahaya. Amaterasu hanya sudi terlihat berasal dari gua berikut pas seorang dewa lainnya, Ame-no-Uzume, menggantungkan cermin dan perhiasan di mulut gua dan Amaterasu tertarik bersama dengan pantulan wajahnya sendiri.

Kemudian, Dewa Susanoo yang udah menyesali perbuatannya, menambahkan pedang Kusanagi, yang dulu digunakan untuk membunuh ular berkepala delapan, kepada Amaterasu sebagai wujud pertobatan. Ketiga benda itu sesudah itu dibawa ke Bumi oleh Ninigi-no-Mikito, cucu Amaterasu yang dikirim untuk menenangkan Jepang. Meski asal usul ketiga benda itu lebih dari satu besar buram, tapi wilayah ketiganya dapat dilacak bersama dengan kepastian histori yang amat besar hingga ke 1.000 tahun lalu.

Ketiga benda itu berada di dalam kekuasaan klan Taira yang berkuasa di pengujung Perang Genpei terhadap 1185. Namun, dikabarkan ketiga benda itu dilemparkan ke laut pas klan Taira dan Minamoto terlibat dalam pertempuran Selat Kanmon. Cermin dapat ditemukan, meski legenda mengatakan, prajurit yang menemukan cermin itu menjadi buta.

Sementara perhiasan ditemukan tak lama sesudah itu sedagkan pedang Kusanagi dianggap hilang. Sejumlah teori menyebut replika pedang Kusanagi segera dibikin sebagai pengganti, pas kisah lain menyebut kapabilitas supranatural mengembalikan senjata itu ke daratan. Apa pun kisahnya, ketiga benda pusaka ini dijaga amat ketat dan konsisten digunakan dalam seremoni pelantikan kaisar baru.

Kaisar Hirohitolah yang memastikan pentingnya ketiga benda pusaka itu untuk keluarga kekaisaran dan negara di pas Jepang di ambang kekalahan terhadap Perang Dunia II.

Pada akhir Juli 1945, hanya lebih dari satu hari sebelum saat bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Kaisar Hirohito memerintahkan Pejabat Penjaga Segel Rahasia Jepang merawat ketiga benda pusaka berikut “dengan segala cara”.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka