Kisah Pohon Dewandaru di Balik Mitos Pesugihan

Kisah Pohon Dewandaru di Balik Mitos Pesugihan

Kisah Pohon Dewandaru di Balik Mitos Pesugihan
Kisah Pohon Dewandaru di Balik Mitos Pesugihan

indoarkeologi.xyz – MITOS pesugihan di kawasan Gunung Kawi dikira sulit lepas dari pohon dewandaru. Pohon ini benar-benar tumbuh di Gunung Kawi, teristimewa di dua wilayah yakni di Keraton Gunung Kawi dan Pesarean Gunung Kawi.

Di Keraton Gunung Kawi, pohon dewandaru konon begitu dikeramatkan oleh penduduk kira-kira lebih-lebih dari pantauan di wilayah keraton, pohon selanjutnya diberikan penanda spesial bersama dengan penutup kain bermotif kotak-kotak ala catur di batangnya.

Lokasi berada di samping makam Toenggol Manik Djaja Ningrat dan Toenggol Wati, dan di samping bangunan keraton. Pohon dewandaru termasuk tumbuh di Ruang samping Pesanggrahan Gunung Kawi.

Jono, pemandu wisata keraton menuturkan andaikata pohon dewandaru benar-benar dipercaya sebagai pohon keberuntungan. Tak ayal pengunjung biasanya termasuk berdoa atau sekadar berdiam diri di sekitar pohon.

“Biasanya obyek apa hadir yang di sekitar pohon, katanya mengundang keberkahan, keberuntungan,” ucap Jono, Jumat (27/10/2023).

Selain di Keraton Gunung Kawi, pohon dewandaru termasuk tumbuh di kawasan Pesarean Gunung Kawi. Di kawasan pesarean ini pohon termasuk konon dianggap perlihatkan berkah dan keberuntungan tersendiri bagi para pengunjung yang datang.

“Dari ceritanya pohon Dewandaru itu dari tongkat Eyang Djoego yang ditancapkan. sering buahnya dinantikan dikarenakan dipercaya mempunyai keberuntungan, berbuah kebanyakan antara Bulan Desember,” kata Kadir, keliru satu pemandu wisata di pesarean.

Biasanya, para pengunjung disebut Kadir, termasuk berdoa di kurang lebih pohon dewandaru itu. hal ini yang dianggap menyebabkan mitos adanya pesugihan dari pohon dewandaru tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Wonosari, Suwito menjelaskan jika tak sekedar berdoa dan berziarah di makam Eyang Djoego, pengunjung rata-rata acap kali duduk dan berdiam diri berdoa di pohon dewandaru.

“Di sini kan ziarah, di makam Mbah Eyang Jugo, andaikata sehabis ziarah ya datang yang duduk-duduk di Dewandaru itu, ngalap berkah itu,” ucap Suwito.

Tetapi Suwito menepis andaikan pohon dewandaru itu merupakan cikal dapat stigma dan mitos pesugihan uang datang di kawasan Gunung Kawi. Baginya dan penduduk kira-kira diakui tidak ada ritual-ritual atau kegiatan pesugihan, apalagi hingga memakan tumbal.

“Kalau hadir orang rumor pesugihan ya di luar seperti itu. Ya kita kan sendiri nggak paham saya kecil di sini telah lama, rumor-rumor di luar layaknya itu. akan tetapi nggak hadir namanya pesugihan tumbal, menyadari layaknya itu ya mohon maaf,” tuturnya.

Hal sama ditegaskan oleh pengelola Pesarean Gunung Kawi melewati juru bicaranya Alie Zainal Abidin, yang menegaskan tidak datang kegiatan pesugihan di pesarean. gara-gara di pesarean merupakan makam tokoh agama Eyang Djoego yang bernama asli Kyai Zakaria II.

“Pihak pengelola Pesarean itu tidak pernah memfasilitasi, memperlihatkan anjuran bagi kelompok-kelompok atau orang-orang tertentu menggerakkan ritual-ritual spesifik bersama dengan domba dan sebagainya apa pun istilahnya yang saya sebut mengerikan,” kata Alie.

“Pihak pengelola tidak dulu menunjukkan tempat ke orang-orang ataupun kelompok-kelompok yang melakukan praktek-praktik semacam itu, lantas semata-mata pada pariwisata wisata religi dan budaya,” tutupnya.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
info langsung Radar utama Medan daily Suara publik Detik nusantara Kabar rakyat Media Cepat Lensa berita Pusat Informasi Kabar terkini Detik viral Goal update
indoPusaka