Keajaiban Arkeologi dan Warisan Dunia yang Penuh Misteri

Keajaiban Arkeologi dan Warisan Dunia yang Penuh Misteri

Keajaiban
Keajaiban Arkeologi dan Warisan Dunia yang Penuh Misteri

indoarkeologi.xyz – Petra Yordania adalah salah satu destinasi paling mengagumkan di dunia, tawarkan perpaduan unik pada keindahan alam, histori kuno, dan keajaiban arsitektur. Terletak di sedang gurun berbatu Yordania, Petra Yordania telah memikat hati para pengunjung sepanjang berabad-abad bersama dengan struktur-struktur megahnya yang dipahat langsung ke di dalam tebing batu merah muda. Kota kuno ini, yang pernah jadi pusat perdagangan yang makmur, kini jadi saksi bisu kejayaan peradaban Nabatean yang telah lama berlalu.

Dikenal sebagai “Kota Merah Muda” karena warna batuan alamnya yang khas, Petra Yordania tawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya. Dari celah sempit Siq yang dramatis sampai fasad megah Al-Khazneh atau “The Treasury”, Petra Yordania menimbulkan kita untuk lakukan perjalanan ke era selanjutnya yang misterius. Keunikan dan nilai sejarahnya yang luar biasa telah memicu Petra Yordania diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO terhadap tahun 1985 dan ditetapkan sebagai salah satu berasal dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru terhadap tahun 2007.

Namun, Petra Yordania bukan cuma mengenai keindahan arsitektur dan nilai sejarahnya. Situs ini juga memiliki signifikansi bibilkal yang mendalam, berkenaan erat bersama dengan perjalanan Exodus Musa dan dipercayai sebagai daerah peristirahatan paling akhir saudaranya, Harun.

Untuk lebih jelas keindahan dan keunikan Petra di Yordania, tersebut ini telah Liputan6.com rangkum fakta-fakta menarik seputar Petra, terhadap Selasa (1/10).

Sejarah Petra Yordania

Sejarah Petra Yordania adalah kisah yang penuh bersama dengan misteri dan keajaiban. Kota kuno ini diperkirakan telah tersedia sejak 400 SM sampai 106 Masehi, menjadikannya salah satu peninggalan arkeologi tertua dan paling mengagumkan di dunia. Petra awalannya dibangun oleh Suku Nabatean, sebuah suku Arab yang memiliki keahlian luar biasa di dalam arsitektur, rekayasa, dan perdagangan.

Suku Nabatean menjadi tempati Petra sejak 312 SM, jauh sebelum berdirinya Kekaisaran Romawi. Mereka memilih wilayah ini bersama dengan benar-benar cermat, menggunakan topografi alamnya yang unik untuk menciptakan sebuah kota yang tidak cuma indah, namun juga aman dan strategis. Petra terdapat di persimpangan beberapa rute perdagangan penting, yang memungkinkannya berkembang jadi pusat perdagangan yang makmur.

Pada era kejayaannya, Petra jadi ibu kota Kerajaan Nabatean dan berkembang pesat sebagai pusat perdagangan. Kerajaan ini mengendalikan jalur perdagangan kuno berasal dari Tepi Barat ke arah Yordania, menuju perbatasan Semenanjung Arab di utara. Kemakmuran ini tercermin di dalam arsitektur megah kota, bersama dengan bangunan-bangunan monumental yang dipahat langsung ke di dalam tebing batu merah muda.

Namun, seperti banyak peradaban besar lainnya, kejayaan Petra kelanjutannya memudar. Pada tahun 106 Masehi, Kekaisaran Romawi menaklukkan Petra dan menggabungkannya ke di dalam provinsi Arabia mereka. Meskipun Petra selalu dihuni dan lebih-lebih mengalami periode pembangunan baru di bawah kekuasaan Romawi, kota ini secara bertahap kehilangan signifikansi ekonominya. Gempa bumi besar terhadap tahun 363 Masehi menghancurkan banyak bangunan di Petra dan menyebabkan kerusakan sistem pengairan yang rumit, yang mempercepat penurunan kota.

Seiring waktu, Petra perlahan-lahan ditinggalkan dan terlupakan oleh dunia luar. Kota ini selalu tersembunyi sepanjang berabad-abad, cuma dikenal oleh penduduk lokal, sampai kelanjutannya “ditemukan kembali” oleh penjelajah Swiss Johann Ludwig Burckhardt terhadap tahun 1812. Sejak selagi itu, Petra telah memikat imajinasi dunia dan jadi salah satu web arkeologi paling populer dan dikagumi di planet ini.

Keajaiban Arsitektur Petra Yordania

Arsitektur Petra Yordania adalah bukti nyata berasal dari kecerdasan dan kreativitas luar biasa Suku Nabatean. Kota kuno ini populer bersama dengan bangunan-bangunannya yang dipahat langsung ke di dalam tebing batu merah muda, menciptakan pemandangan yang mengagumkan dan tak terlupakan. Keindahan arsitektur Petra tidak cuma terdapat terhadap skala dan kompleksitasnya, namun juga terhadap cara bangunan-bangunan ini menyatu bersama dengan lanskap alam sekitarnya.

Salah satu ikon paling populer berasal dari Petra adalah Al-Khazneh, atau “The Treasury”. Bangunan ini, yang dipahat bersama dengan teliti yang luar biasa ke di dalam tebing batu setinggi 40 meter, adalah hal pertama yang menyongsong pengunjung selagi mereka nampak berasal dari celah sempit Siq.

Fasadnya yang megah, bersama dengan kolom-kolom Korinthian dan patung-patung yang rumit, adalah contoh sempurna berasal dari keahlian arsitektur Nabatean. Warna merah muda alami berasal dari batuan mengimbuhkan kesan bahwa bangunan ini bercahaya selagi terkena cahaya matahari, yang bisa saja jadi alasan mengapa Johann Ludwig Burckhardt menjulukinya sebagai “a rose-red city”.

Namun, The Treasury sekedar awal berasal dari keajaiban arsitektur yang dapat ditemukan di Petra. Kota ini memiliki lebih berasal dari 800 monumen yang teridentifikasi, juga makam-makam, kuil-kuil, altar pengorbanan, dan bangunan-bangunan perumahan. Salah satu susunan paling mengesankan lainnya adalah Ad-Deir, atau “The Monastery”, yang terdapat di puncak bukit dan butuh pendakian 800 anak tangga untuk mencapainya. Dengan fasad yang sama bersama dengan The Treasury namun di dalam skala yang jauh lebih besar, The Monastery adalah contoh lain berasal dari keahlian arsitektur Nabatean yang luar biasa.

Petra juga memiliki teater Romawi yang besar, yang dapat menampung sampai 8.500 penonton. Dipahat langsung ke di dalam segi bukit, teater ini adalah bukti berasal dari periode Romawi di Petra dan tunjukkan bagaimana kota ini tetap berkembang lebih-lebih sesudah jatuhnya Kerajaan Nabatean.

Selain bangunan-bangunan monumental, Petra juga populer bersama dengan sistem pengairan dan pertahanannya yang canggih. Suku Nabatean membangun sistem saluran dan waduk yang rumit untuk menyatukan dan menyimpan air hujan yang langka, memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan lebih-lebih berkembang di lingkungan gurun yang keras. Mereka juga menggunakan topografi alam untuk pertahanan, bersama dengan akses ke kota yang cuma lewat celah sempit Siq yang ringan dipertahankan.

Keahlian tehnik Suku Nabatean juga nampak di dalam cara mereka membangun fasad-fasad bangunan mereka. Mereka mengawali berasal dari atas dan bekerja ke bawah, meyakinkan bahwa puing-puing tidak menumpuk di bawah selagi mereka bekerja. Teknik ini memungkinkan mereka untuk menciptakan teliti yang benar-benar rumit dan presisi yang masih dapat kita menyaksikan sampai hari ini.

Arsitektur Petra adalah perpaduan unik pada gaya Nabatean asli dan efek berasal dari bermacam budaya lain, juga Mesir, Yunani, dan Romawi. Hasil kelanjutannya adalah lanskap perkotaan yang benar-benar unik dan menakjubkan, yang tetap memikat dan menginspirasi pengunjung berasal dari seluruh dunia sampai hari ini.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka