Kota Najran di Saudi Siap Jadi Museum Prasasti

indoarkeologi.xyz – PARA arkeolog Arab Saudi membuktikan wilayah selatan Kota Najran dibikin untuk jadi museum terbuka batu prasasti terbesar di dunia. Mereka pun menyematkan harapan kepada tim peneliti yang sementara ini menjalankan misi. Sebelumnya tersedia banyak penemuan prasasti batu di wilayah yang merupakan tidak benar satu tempat seni cadas terkaya di dunia.
Pencarian prasasti masih dilakukan, terlebih di website yang dikenal sebagai Bir Hima, yang penuh prasasti dan gambar batu yang unik. Bir Hima adalah satu di pada 10 website yang sudah disetujui, ikuti permintaan Kementerian Pariwisata, untuk didaftarkan didalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Mengutip berasal dari Saudigazette, Senin (15/6/2020), Najran terkenal bersama dengan website historis dan arkeologisnya yang kaya bersama dengan tulisan dan tulisan batu kuno. Prasasti tersebut menceritakan kisah-kisah peradaban berturut-turut yang konsisten berdiri didalam gambar sesudah ribuan tahun.
Ada sekira 100 website yang perlu secara historis dan arkeologis. Penemuan arkeologis baru-baru ini di wilayah tersebut, yang dikerjakan oleh tim spesifik Saudi dan internasional, mengutarakan peradaban yang berasal berasal dari Zaman Batu.
Menurut penemuan terbaru, asal usul peradaban Najran berasal berasal dari periode Paleolitik Muda. Para peneliti juga menemukan jejak danau yang terlalu tua yang kini sudah menghilang, membuktikan bahwa tempat ini secara historis perlu bersama dengan kerajaan Arab kuno memperebutkannya untuk mengendalikan oasis hijau ini.
Juga sudah diperjelas bahwa wilayah ini penting secara ekonomi dikarenakan jalan utamanya jadi tidak benar satu rute perdagangan paling perlu disaat itu.
Lokasi strategis Najran berkontribusi terhadap hal tersebut dan jadi anggota untuk suku-suku Arab barat dan tengah. Najran dibedakan oleh kehadirannya di pada lebih dari satu negara yang memiliki peradaban sendiri.
Fakta ini menjadikannya rute perlu perdagangan kuno, yang menuju ke timur laut Semenanjung Arab, sampai Mesopotamia atau Makkah, Madinah, dan Al Ula; lantas Petra, Levant, dan Mesir.
Najran adalah pusat perlu di selama Rute Dupa. Karavan yang berasal berasal dari sumber di Yaman melalui Najran sebelum berbelok ke utara.
Wilayah ini memiliki monumen dan website perlu yang berasal berasal dari periode Bizantium, Umayyah, dan Abbasiyah, yang seutuhnya menegaskan bahwa wilayah tersebut merupakan target komersial dan juga pertanian yang penting, bersama dengan kedalaman budaya yang luar biasa.
Bir Hima dianggap sebagai website pahatan batu terbesar di sana. Terletak sekira 130 kilometer di utara Najran, menampung lebih dari satu website arkeologi seperti Gunung Sidah, Gunung Hima, Ain Jamal, Shasaa, dan wilayah yang kaya dapat prasasti dan juga gambar, yang merupakan langkah pertama manusia untuk menulis alfabet kuno.
Prasasti dan gambar batu di website ini adalah kesaksian historis atas upaya manusia untuk menulis alfabet yang dikenal sebagai kaligrafi “Musnad Selatan”.
Berkembangnya perdagangan di wilayah ini sebagai rute kafilah kuno dikaitkan bersama dengan keberadaan Sumur Hima, dan ini berkontribusi terhadap penyebaran alfabet.
Mereka yang melintasi rute ini mengingatnya melalui ingatan dan gambar di kaligrafi Al-Thamudi dan Musnad Selatan, di selama jalan, di kira-kira gua, dan di kaki gunung di Sumur Hima.
Bir Hima memuat tujuh sumur, juga Hamata, Suqya, Jannh, Umm Nakhlah, dan Al Qarayen yang lebih dari satu besar digali di bebatuan, dan mereka dianggap sebagai landmark peradaban kuno di tempat ini.
Gua dan gunung mengitari website berasal dari semua sisi, kalau sisi timur, yang penuh bersama dengan gambar dan prasasti batu yang mencakup gambar manusia dan hewan.
Seni cadas Bir Hima adalah ekspresi fasih berasal dari hubungan pada manusia dan lingkungan. Banyak gambar dan ukiran yang berikan kesaksian mengenai perubahan iklim, migrasi satwa liar, dan evolusi umat manusia di wilayah tersebut.
Tim penelitian Arab Saudi-Prancis yang melakukan eksplorasi menemukan banyak prasasti dan gambar batu, juga manusia dan hewan.
Tema-tema prasasti ini beragam, mencerminkan aspek kehidupan manusia di era-era tersebut seperti berburu, perang, dan menari. Metode ukiran juga beragam, pakai teknik ukiran dan pewarnaan yang berbeda.
Tim ini juga menemukan banyak prasasti kaligrafi Musnad yang terkenal di anggota selatan Semenanjung Arab. Banyaknya naskah Musnad di Najran membuktikan pentingnya rute perdagangan didalam menghubungkan Arab selatan bersama dengan anggota sedang dan utara Semenanjung Arab.
Wilayah tersebut jadi target terkenal dan target kerajaan Arab selatan, seperti Sabaeans dan Himyarites, terlebih selama tiga abad sebelum kehadiran Islam.
Misi Saudi-Prancis sukses menggali prasasti Nabatea di website Mawadi Shamsa dan menemukan prasasti Kufi yang tersebar di situs-situs di wilayah tersebut yang berasal berasal dari abad pertama dan kedua sesudah hijrah.