Kisah Sunan Bonang Ditantang Adu Kesaktian

Kisah Sunan Bonang Ditantang Adu Kesaktian

Kisah
Kisah Sunan Bonang Ditantang Adu Kesaktian

indoarkeologi.xyz – Legenda tentang kesaktian Sunan Bonang, keliru satu Wali Songo, sudah tersebar luas apalagi di luar negeri pada jaman itu. Tak mengherankan kecuali seorang brahmana berasal dari India merasa tertantang untuk menguji kesaktiannya melawan seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa.

Brahmana itu idamkan menyadari tentang kiat penyebaran agama Islam yang sanggup menggeser dominasi Hindu setelah berabad-abad berkembang di Pulau Jawa. Kecurigaan ini mengundang keresahan di kalangan pemuka agama Hindu berasal dari India terkait mungkin agama Islam menyita alih dominasi Hindu di Jawa.

Suatu hari, seorang brahmana berasal dari India berlayar menuju Tuban untuk berjumpa Sunan Bonang. Ia membawa sejumlah buku tentang agama dan pengetahuan pengetahuan.

Dikutip berasal dari buku “Sunan Bonang Wali Keramat: Karomah, Kesaktian, dan Ajaran-Ajaran Hidup Sang Waliullah” karya Asti Musman, brahmana selanjutnya merencanakan untuk mengajak Sunan Bonang berdebat. Namun, perjalanan mereka terhenti saat kapal yang ditumpanginya tenggelam karena terjangan ombak.

Beruntung, brahmana itu selamat dan terdampar di pantai didalam kondisi pingsan. Ketika ia sadar, ia lihat seseorang berjubah putih mendekatinya. Tanpa menyadari bahwa orang selanjutnya adalah Sunan Bonang, brahmana itu mencermati dengan seksama.

Brahmana itu menyebutkan bahwa ia hendak berdebat dengan Sunan Bonang, tetapi sayangnya buku-bukunya hilang didalam kejadian kapal tenggelam. Sunan Bonang, yang kemudian terungkap sebagai pria berjubah putih tersebut, mengeluarkan tongkatnya.

Air tawar kemudian memancar berasal dari lubang area tongkat itu ditanam, dan secara ajaib buku-buku brahmana itu muncul berasal dari laut, masih utuh dan kering.

Sunan Bonang menunjukkan buku-buku itu kepada brahmana tersebut, yang mengakui bahwa itu adalah buku-bukunya. Lubang area tongkat itu ditancapkan kemudian jadi sumber air tawar yang disebut Sungai Brumbung, yang masih digunakan oleh masyarakat kurang lebih sampai waktu ini.

Melihat keajaiban tersebut, brahmana selanjutnya menyadari bahwa pria berjubah putih di depannya adalah Sunan Bonang yang ia cari. Ia pun memohon maaf atas kelancangannya dan meminta supaya diterima sebagai murid Sunan Bonang.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka