Mengapa Masyarakat Percaya Keris Senjata yang Sakti

indoarkeologi.xyz – Keris merupakan senjata tradisional dengan bagian tubuh yang berkelok serta ujungnya yang lancip nan tajam. Sejak jaman dulu, keris dilegendakan sebagai senjata ritual yang sering digunakan didalam perang antar kerajaan, seperti keris sakti Mpu Gandring milik Ken Arok, keris Kiai Condong Campur, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya apa yang jadi alasan mengapa penduduk beranggap keris merupakan senjata yang sakti?
Ternyata, keris sering dianggap sakti dikarenakan senjata ini dipercaya sebagai benda keramat yang memiliki kemampuan mistis yang didasarkan terhadap kepercayaan budaya dan rutinitas leluhur.
Kesaktian keris terhitung dipercaya berasal dari sistem pembuatan keris yang disertai dengan serangkaian ritual dan doa, yang dipercaya mampu mengilhami keris dengan kemampuan magis.
Menurut bukti lebih dari satu prasasti di abad ke-9 hingga 10, keris diketahui merupakan benda fungsional yang digunakan sebagai senjata biasa, bukan sebuah benda pusaka. Kepercayaan akan kesaktian keris menjadi berkembang sejak zaman kerajaan Mataram Hindu.
Saat itu, keris dianggap sebagai pusaka yang mampu mengimbuhkan kemampuan gaib seperti kesaktian terhadap sang raja sehingga mampu menambah nilai kebesarannya. Hal ini dikarenakan keris memiliki bentuk yang kecil dan enteng diselipkan di pinggang pas dibawa sehingga dianggap menyatu dengan sang raja.
Kemudian, efek keris menjadi tersebar terhadap zaman Sultan Agung (1613-1645) kala sang Raja Mataram tersebut mengimbuhkan perintah untuk menghadiahkan keris kepada para prajurit yang berprestasi.
Sejak pas itu, nama keris disimbolkan sebagai pembawa karisma yang digunakan oleh golongan elite. Aturan awalnya raja mengimbuhkan efek besar didalam perkembangan keris hingga terjadi banyak memproduksi besar-besaran baik di kalangan istana maupun luar istana.
Secara berangsur-angsur, penduduk pun diperkenankan untuk memilikinya sehingga keris jadi senjata yang dimiliki semua penduduk Jawa. Keris pun tidak mampu dipisahkan dari konteks religi penduduk sehingga menjadikan senjata tradisional ini sebuah budaya.
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa terkandung kemampuan dari luar diri manusia yang melampaui kodrat alam, yang disebut dengan Kasakten, sehingga terdorong lah kepercayaan bahwa keris merupakan senjata yang menyimpan kemampuan gaib.
Masyarakat Jawa terhitung mempercayai bahwa kemampuan magis dari keris berasal dari sistem pembuatan keris yang senantiasa disertai dengan upacara dan pembacaan berbagai mantra untuk menyalurkan kemampuan tersebut ke didalam keris.
Kekuatan magis dari keris yang dinamakan tuah itu diperoleh melalui doa dengan kemampuan yang berbeda-beda, ada yang berpengaruh baik maupun buruk terhadap sang pemilik.
Semakin terjadinya perkembangan dan pergantian sosial, keris pun menjadi memiliki berbagai faedah lain seperti sebagai senjata pembunuh, benda pusaka, simbol atau lambang, alat perlengkapan seperti terhadap busana adat, hingga benda seni dengan nilai yang tinggi.
Dengan kepercayaan serta rutinitas leluhur di jaman lalu, tak heran mengapa keris sering kali disimbolkan sebagai sebuah benda yang dianggap sakti.
Hingga kini, keris masih memiliki nilai berharga dan jadi warisan budaya yang wajib dilestarikan. Bahkan, keris dianggap oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang merupakan mahakarya budaya Indonesia yang tetap hidup.