Senjata Terkenal Jaman Mahabarata

Senjata Terkenal Jaman Mahabarata

Senjata
Senjata Terkenal Jaman Mahabarata

indoarkeologi.xyz – Wayang merupakan seni pertunjukkan rakyat yang dimainkan oleh seorang yang sering disebut dalang. Jadi, dalang selanjutnya menggerakkan para tokoh pewayangan cocok cerita yang dibawakan.

Biasanya, cerita-cerita yang dimainkan oleh seorang dalang bersumber pada kitab Ramayana dan Mahabharata. Meski, ada dalam cerita wayang Mahabharata, tokoh-tokoh para kesatria ini asli karangan para pujangga Jawa. Eksistensinya hanya ada dalam wayang versi Jawa dengan sebutan lain tidak ada dalam kisah Mahabharata berasal dari India.

Di jaman 80an sampai akhir 90an anak-anak kecil sampai remaja masih banyak mengidolakan tokoh-tokoh wayang. Kesaktian yang luar biasa, sikap yang kesatria menyebabkan banyak tokoh wayang jadi ide anak-anak waktu itu.

Namun, kini idola itu waktu ini bisa saja telah bergeser jadi tokoh superhero barat, layaknya Superman, Batman, Spiderman, Iron Man, dan tokoh lainnya. Padahal, kita banyak punya tokoh pahlawan super asli berasal dari Nusantara yang sakti.

Para tokoh wayang tersebut, mempunyai pusaka yang dianggap keramat dan sakti mandraguna. Benda-benda yang dianggap keramat di sini umumnya adalah benda warisan yang secara turun-temurun diwariskan oleh nenek moyangnya.

Dalam kisah pewayangan banyak senjata pusaka yang punya kapabilitas magis, sampai-sampai ada yang mampu menghancurkan dunia. Apa saja senjata-senjata para tokoh pewayangan?

Berikut ini rangkuman berkenaan macam-macam senjata sakti punya tokoh pewayangan, layaknya dilansir.

1. Kuku Pancanaka (Milik Bima)

Pancanaka merupakan senjata bersifat kuku jempol tangan yang berwarna hitam, melengkung panjang ke bawah dan terlampau tajam. Diceritakan, tajamnya kuku selanjutnya tujuh kali tajam pisau cukur.

Pada acara babat Hutan Amarta, Bima pakai kuku Pancanaka untuk menebang pohon-pohon besar. Kemudian waktu Perang Baratayudha, Bima pakai kuku Pancanaka selanjutnya untuk memotong leher Dursasana.

Tak enteng beroleh Pusaka ini, Bima harus bersemedi di gua Gunung Meheru sepanjang berbulan-bulan, dan pada awalannya dewa pemilik kuku tak berkenan memberi tambahan pada Bima.

Namun, pada akhirnya, Batara Guru memberi tambahan dua Kuku Pancanaka buatannya supaya Bima tak mengamuk dan memporak-porandakan bumi.

2. Gada Rujapala (Milik Bima)

Gada Rujapala merupakan senjata Bima yang digunakan untuk membunuh Duryudana pada hari paling akhir Perang Barathayuda. Pertarungan berjalan sengit dan lama, sampai selanjutnya Kresna mengingatkan Bima bahwa ia telah bersumpah akan mematahkan paha Duryodana.

Seketika Bima mengayunkan gadanya selanjutnya ke arah paha Duryodana. Setelah pahanya diremukkan, Duryodana jatuh ke tanah, dan lebih dari satu lama sesudah itu ia mati. Baladewa marah sampai inginkan membunuh Bima, namun ditenangkan Kresna gara-gara Bima hanya inginkan menggerakkan sumpahnya.

3. Panah Pasopati (Milik Arjuna)

Secara harfiah, Pasopati berasal berasal dari dua suku kata, yakni ‘Paso’ berarti tepat, waktu ‘Pati’ berarti mati. Jadi, panah pasopati terkecuali berkenaan musuh atau lawan yang bersifat raksasa, kesatria ataupun saudara, pastilah lawan selanjutnya menemui ajalnya.

Diceritakan, panah selanjutnya pernah digunakan Arjuna untuk membunuh raja raksasa bernama Niwatacaraka, seorang yang inginkan mempersunting Dewi Supraba. Selain itu, panah Pasopati pernah digunakan untuk membunuh Jayadarta dan Adipati Karna.

4. Busur Gandiwa (Milik Arjuna)

Arjuna terima Gandiwa berasal dari Waruna atas panduan Agni. Waruna terhitung memberi tambahan Arjuna dua kantong panah yang tak pernah habis, sesudah itu sebuah kereta yang dibikin oleh Wiswakarma yang punya bendera Hanuman, dan tunggangan empat kuda putih yang lahir di lokasi Gandharwa.

5. Konta Jaya (Milik Adipati Karna)

Senjata Konta Jaya adalah pusaka punya Adipati Karna. Senjata Konta Jaya selanjutnya merupakan pertolongan berasal dari Dewa Indra. Konta Jaya adalah senjata yang terlampau ampuh, namun hanya mampu digunakan sekali saja.

Pada mulanya, senjata ini digunakan untuk membunuh Arjuna, namun nahasnya senjata ini terpaksa digunakan untuk membunuh Gatotkaca, seorang raksasa yang punya kapabilitas luar biasa terutama pada malam hari.

6. Jamus Kalimasada (Milik Yudistira)

Serat Jamus Kalimasada merupakan sebuah pusaka dalam dunia pewayangan yang dimiliki oleh Prabu Puntadewa (Yudistira), pemimpin para Pandawa. Pusaka ini bersifat kitab dan merupakan benda yang terlampau dikeramatkan dalam Kerajaan Amarta.

Di pada pusaka-pusaka kerajaan Amarta, Jamus Kalimasada mendiami peringkat teratas.

Kisah-kisah pedalangan banyak yang menceritakan upaya musuh-musuh Pandawa untuk mengambil Kalimasada. Kendati demikian, pusaka keramat selanjutnya selalu ulang mampu direbut oleh Yudistira dan keempat adiknya.

7. Cakra Sudarsana (Milik Batara Wisnu)

Cakra Sudarsana atau Cakra Baskara adalah senjata andalan Batara Wisnu. Senjata selanjutnya terhitung dimiliki para titisannya, terhitung Prabu Kresna, Raja Dwarawati. Sebagai senjata punya dewa, Cakra bukan hanya ampuh, namun terhitung mempunyai banyak kegunaan.

Kebanyakan makhluk di dunia ini tidak ada yang mampu mengelak dan menangkal berasal dari serangan senjata Cakra terkecuali tokoh tertentu yang berpihak pada kebajikan. Dalam lebih dari satu cerita pewayangan, senjata Cakra digambarkan bersifat roda bersama dengan gigi-gigi yang menyerupai mata tombak.

Pada wayang kulit Purwa dan wayang orang, senjata Cakra dirupakan sebagai mata panah, namun dalam penggambarannya di lebih dari satu dinding candi serta di komik-komik yang diterbitkan di Jawa Barat, Cakra digambarkan bersifat semacam cakram yang tepinya bergerigi.

8. Panah Nagapasa (Milik Indrajit)

Indrajit meripakan anak berasal dari Rahwana. Pusaka bersifat panah selanjutnya seandainya dilepas berasal dari busurnya, akan mengeluarkan ribuan naga yang siap mencabik-cabik raga musuh berasal dari Indrajit.

9. Brahmastra (Milik Dewa Brahma)

Brahmastra merupakan senjata yang terlampau kejam dan berbahaya, lebih dari satu ilmuwan jaman kini meyakini senjata ini punya energi hancur yang setara bom atom, bahkan dikatakan mampu menghancurkan bumi. Senjata ini terhitung mampu menyingkirkan hampir seluruh senjata dewa lainnya.

Brahmastra merupakan senjata yang bersifat anak panah, yang tidak akan pernah meleset berasal dari sasarannya. Brahmastra diperoleh berasal dari hasil meditasi kepada Dewa Brahma dan hanya mampu digunakan sekali dalam seumur hidup.

Brahmastra mampu digunakan waktu dibacakan mantra. Rama pakai senjata ini untuk membunuh Rahwana, waktu Arjuna dan Ashwatthama hampir saja menghancurkan bumi gara-gara hendak mengadu sesama senjata ini.

10. Brahmanada (Milik Dewa Brahma)

Brahmananda merupakan jenis senjata yang paling mematikan di dunia. Senjata ini adalah paduan berasal dari tenaga spritual tujuh dewa tersakti di dalam kebudayaan Hindu. Brahmananda disebut sebagai senjata dewa Brhama yang paling mematikan.

Tidak ada senjata lain di dunia yang mampu menyaingi kesaktian daripada Brahmananda. Jadi, senjata lain layaknya Brahmastra, Pashupatastra, Brahmasira, Amoghashakti, Vajra, Narayanastra, Vaishnavastra atau Sudarshana Chakra, tidak mampu untuk manahannya.

11. Kasutpada Kacarma (Milik Gatotkaca)

Kasutpada Kacarma adalah sepatu yang terbuat berasal dari kulit naga Sang Hyang Hanantakusuma, dewa penjaga Bumi yang bebentuk naga. Kulit naga itu mempunyai kapabilitas gaib yang menyebabkan pemakainya tidak mempan sihir dan ilmu hitam.

Siapa yang memakainya bebas terbang tanpa dideteksi jebakan mantram sakti musuh. Mantram sakti itu semacam ranjau pelumpuh yang bisa saja untuk zaman saat ini sama bersama dengan radar musuh. Dengan sepatunya itu, Gatotkaca bebas melintas di atas daerah yang angker dan berbahaya.

12. Nenggala (Milik Baladewa)

Nenggala adalah nama senjata pusaka asuhan Baladewa, kesatria tertangguh yang mewarisi kapabilitas dewa-dewa seluruh angkasa. Nenggala diceritakan mampu melelehkan gunung, membelah lautan, dan mengakhiri nasib matahari hanya dalam sekali tebas.

Semua orang tahu berkenaan Nenggala, bahkan jauh lebih dikenal berasal dari Sang Baladewa sendiri. Padahal, tak seorangpun pernah lihat bentuk berasal dari pusaka Nenggala itu. Hal itu gara-gara begitu dahsyatnya Nenggala, maka pusaka yang satu ini tak boleh banyak diperlihatkan.

Diceritakan, pada suatu senja, Baladewa terlihat menenteng Nenggala dan memperlihatkannya kepada dunia. Maka, sontak ribuan dewa berkuda awan turun untuk menghadang langkah Baladewa dan mengingatkan supaya tidak mempunyai pusaka itu terlihat secara sembarangan.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka