Menelusuri Situs Astana Gede

Menelusuri Situs Astana Gede

Menelusuri
Menelusuri Situs Astana Gede

indoarkeologi.xyz – SALAH satu energi tarik objek wisata yang menyebabkan dikunjungi banyak orang adalah cerita di baliknya. Ada objek wisata yang dipercaya bisa menambahkan keturunan, mendekatkan jodoh, hingga mengabulkan keinginan. Objek wisata seperti ini umumnya ramai dikunjungi.

Di Indonesia hal-hal semacam itu terhitung masih dipercaya hingga sekarang. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat dahulu penduduk menganut keyakinan aliran animisme yang amat kuat. Pada keyakinan ini, benda-benda diakui punyai kekuatan gaib. Hingga saat ini, masih ada terhitung yang punyai keyakinan seperti itu.

Sebagai contoh, tak sedikit pengunjung yang singgah ke Situs Astana Gede di Ciamis dan berharap keinginannya dikabulkan. Berlokasi di Dusun Indrayasa, Kecamatan Kawali, objek wisata ini merupakan komplek peninggalan sejarah dan budaya pada era Kerajaan Galuh sekira abad ke 14 Masehi. Pada era itu, objek wisata ini merupakan daerah suci.

Di di dalam web site terdapat peninggalan arkeologis yang berasal berasal dari tiga budaya tidak serupa yaitu budaya lokal, Hindu, dan Islam. Adapun peninggalan yang bisa pengunjung temui adalah 6 buah batu prasasti, 3 buah batu menhir, dan 11 buah makam. Dengan luas meraih 5 hektar, web site ini dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun dan tinggi agar hawanya sejuk tapi menyiratkan kesan mistis.

Salah satu peninggalan yang menarik perhatian adalah Prasasti Tapak Tangan dan Tapak Kaki. Cetakan telapak tangan dan kaki itu dipercaya punyai Raja Galuh, sang pemimpin kerajaan. Pada prasasti ini, banyak pengunjung yang mencoba mencocokkannya dengan telapak tangan dan kaki diri sendiri. Konon seumpama ukurannya sama, maka orang selanjutnya dapat menguntungkan dan terkabul keinginannya. Namun tampaknya hingga saat ini belum ada satu orang pun yang punyai telapak tangan dan kaki dengan ukuran yang sama.

Selain itu, di di dalam web site terhitung terdapat Menhir Pangeunteungan. Sepintas bentuknya seperti batu biasa. Akan tetapi, menurut cerita di kurang lebih batu terdapat lumpang yang bisa menyerap air di dalam tanah agar tidak dulu surut. Maka tak heran seumpama dahulu batu kerap digunakan sebagai daerah bercemin. Maknanya adalah mengingatkan tiap-tiap orang untuk bercermin pada diri sendiri.

Selain itu, batu ini dipercaya bisa menambahkan jodoh seumpama pengunjung mencoba untuk bercermin. Demikian seperti yang dirangkum Okezone berasal dari bermacam sumber, Minggu (26/8/2018).

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka