Keris Mpu Gandring yang Menyimpan Kutukan
indoarkeologi.xyz – Keris Mpu Gandring, tidak benar satu pusaka yang tak lepas dari sejarah Kerajaan Singasari dan legenda Ken Arok. Bahkan, menjadi saksi bisu berdirinya dan kejatuhannya.
Keberadaannya tidak cuma sekadar sebagai senjata, tapi juga sebagai pusaka untuk merebut kekuasaan dari penguasa sebelumnya. Hingga kini, popularitasnya masih melegenda di kalangan masyarakat.
Keris Empu Gandring ini merupakan benda pusaka bersejarah yang menaruh kisah yang tak terlupakan. Berikut lebih dari satu fakta menarik mengenai Keris Empu Gandring:
1. Pembuatnya Mpu Gandring
Awalnya, keris ini tidak punya nama spesifik. Namun, namanya disita dari pembuatnya sendiri, yaitu Mpu Gandring. Mpu Gandring adalah seorang pintar besi terkemuka terhadap zamannya, yang terlalu mahir di dalam seni pembuatan keris.
Ketika Ken Arok berencana untuk membunuh Tunggul Ametung, ia meminta bantuan Mpu Gandring untuk mengakibatkan keris sakti. Setelah seluruh syarat dan permohonan Ken Arok dipenuhi, Mpu Gandring menerima tugas selanjutnya dengan penuh dedikasi.
2. Kutukan dari Mpu Gandring
Ketika Ken Arok mampir untuk menyita keris yang dipesannya, Mpu Gandring masih belum menyelesaikan langkah paling akhir pembuatan. Hal ini mengakibatkan Ken Arok marah, dan ia secara kasar merebut keris dari tangan Mpu Gandring, apalagi membunuhnya dengan keris yang tengah dikerjakan.
Dalam situasi sekarat, Mpu Gandring mengutuk keris tersebut, menyatakan bahwa bakal menuntut korban tujuh turunan dari Ken Arok.
3. Terbuat dari Batu Meteor dan Bisa Ular
Sebelum mengakibatkan keris tersebut, Mpu Gandring jalankan tirakat, puasa, dan ritual khusus. Dia pilih batu meteor sebagai bahan utama kerisnya untuk memberi tambahan aura yang tinggi.
Selain itu, Mpu Gandring juga mencelupkan keris yang masih panas ke di dalam sanggup ular, yang dikatakan memberi tambahan kapabilitas supranatural yang luar biasa terhadap keris tersebut.
4. Pembunuhan di Kerajaan Singasari
Lantaran kutukan yang dilontarkan Mpu Gandring, keris selanjutnya terlibat di dalam serangkaian pembunuhan di Kerajaan Singasari. Mulai dari pembunuhan Tunggul Ametung oleh Ken Arok, sampai pembunuhan Ken Arok oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung.
Dampak kutukan selanjutnya berlanjut sampai pembunuhan anak Ken Arok, Tohjaya, oleh anak Anusapati yang bernama Rangga Wuni.
Keris Mpu Gandring menjadi simbol tragis dari ambisi dan kekuatan, dan juga membawa kutukan yang menghantui para pemiliknya sampai ke generasi berikutnya.