Fakta Situs Kuno di Proyek Tol Malang
indoarkeologi.xyz – Penemuan website kuno berwujud struktur bangunan diduga peninggalan masa kerajaan pada wilayah proyek Tol Malang-Pandaan seksi 5 KM 37, tepatnya di Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang menggegerkan warga setempat dan pihak operator pengerjaan proyek tol.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang jalankan ekskavasi atau penggalian sampai dibuat kewalahan bersama website kuno ini.
Berikut sejumlah fakta mengenai penemuan website kuno ini.
8. Dilintasi proyek Tol Malang-Pandaan
Situs kuno di Dusun Sekaran ini pertama kali ditemukan para pekerja Tol Malang-Pandaan yang tengah mengerjakan ruas tol seksi 5 di KM 37. Situs ini pas dilintasi tol yang rancangan pintu keluarnya berada di Kelurahan Madyopuro, Kota Malang.
Para pekerja mulanya mengira website ini merupakan bangunan biasa. Sebagian berasal dari bangunan website berwujud struktur batu bata ini telah rusak terkena kerukan alat berat proyek tol selagi menggali tanah.
7. Temuan benda kuno
Jauh sebelum penemuan struktur bangunan berwujud website kuno, lebih dari satu pekerja proyek telah mendapatkan ratusan koin logam yang terdapat kira-kira 500 mtr. sebelum website kuno.
Penemuan benda-benda kuno ini dibenarkan oleh Ketua RT 15 Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Muhammad Arifin yang menyatakan mulanya para pekerja proyek tol mendapatkan banyak koin kuno 6 bulan sebelum penemuan website kuno ini.
“Itu sesungguhnya telah lama penemuan benda-benda kuno berwujud koin sampai pecahan – pecahan keramik, telah ada 6 bulan lalu. Tapi lokasinya kira-kira 400-500 mtr. berasal dari penemuan website bangunan selagi ini,” ungkap Arifin ditemui di rumahnya.
Bahkan berasal dari Info yang didapatnya, ada pekerja proyek tol yang berhasil mendapatkan koin kuno sampai berat 40 kg selagi penggalian.
6. Diburu kolektor
Sejak kabar penemuan benda-benda kuno di proyek tol tersebut, warga Desa Sekarpuro dan sekitarnya sering mencari peruntungan untuk mencari ‘harta karun’ di proyek Tol Malang.
Bahkan tidak benar seorang warga bernama Agus sempat melihat banyak terhitung warga luar Sekarpuro yang singgah untuk menggali tanah.
“Dari hasil temuan-temuan itu banyak yang telah dijual ke kolektor atau orang luar yang singgah mencari,” beber Agus, warga Dusun Sekaran.
Hal ini dibenarkan Muhammad Arifin. Bahkan ada lebih dari satu kolektor yang sengaja singgah mendapatkan anting-anting emas yang diduga benda kuno.
“Banyak yang telah dijual, apalagi ada yang nemu berlian terhitung kayaknya terhitung dijual. Jauh sebelum penemuan bangunan ini. Wong emas aku ini terhitung ditawar kolektor rela dibeli Rp4 juta namun aku tidak mau,” ujarnya.
5. Penambahan selagi ekskavasi dan personel
Setelah ditemukan struktur bangunan yang, BPCB Jatim segera jalankan ekskavasi atau penggalian. Pihak BPCB mulanya mengalokasi selagi 5 hari untuk ekskavasi sejak Selasa 12 Maret 2019. Menurut Kepala BPCB Jatim, Andi Muhammad Said, ekskavasi ini sebagai langkah awal kajian menggali Info mengenai bangunan tersebut.
“Kalau untuk eskavasi darurat biasanya waktunya 5 hari. Lalu setelah itu sanggup diputuskan disempurnakan waktunya atau tidak,” ucap Andi.
Namun perlahan – lahan dikarenakan website kuno selanjutnya kian meluas, BPCB Jatim pun menaikkan selagi ekskavasi. “Karena kita prediksi temuannya luas menjadi diputuskan untuk menaikkan selagi ekskavasi menjadi Kamis 21 Maret 2019,” Kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Sekaran, Wicaksono Dwi Nugroho.
Tak hanya menaikkan estimasi waktu, BPCB terhitung menaikkan 6 personel yang didatangkan berasal dari Trowulan.
4. Diduga kompleks permukiman kuno yang hilang
Luasnya sebaran daerah Situs Sekaran dimisalkan BPCB Jatim sebagai kompleks permukiman, di mana terdiri berasal dari lebih dari satu bangunan yang menghadap barat laut sampai meluas ke arah barat daya.
“Temuannya terhitung meluas sampai radius 50 meter. Tapi yang telah kita membuka lebarnya ada 25×25 meter. Kami menduga ini suatu kompleks permukiman yang luas, namun untuk perlihatkan ini memerlukan kajian dan mengulas lagi,” ujar Wicaksono.
Asumsi ini nampak berasal dari struktur bata yang pertama ditemukan yang diidentikkan pintu paduraksa yang menjadi pertanda memasuki suatu bangunan di zaman dahulu.
Selain itu lebih dari satu pecahan gerabah, keramik, dan porselin terhitung ditemukan di wilayah ekskavasi Situs Sekaran.
Sementara itu Sejarawan Kota Malang, Dwi Cahyono yakin satu kompleks permukiman yang hilang ini diduga merupakan Ngadipuro. Di mana menurutnya, ada 4 dusun atau desa yang miliki unsur kata pura. Ada Madyapuro seharusnya di tengah, Lesanpuro di sebelah selatan, Sekarpuro di segi utara, dan satu kembali seharusnya Ngadipuro yang ada di sebelah timurnya Madyopuro
“Jadi di zaman dahulu di 4 penjuru mata angin terdapat tempat-tempat yang mempunyai kandungan unsur pura,” tuturnya.
3. Identik bersama peninggalan pra-Majapahit
Berdasarkan temuan struktur bata dan benda kuno yang ada, BPCB mengindetikkan struktur bangunan kuno ini diduga berasal berasal dari masa sebelum Kerajaan Majapahit.
Tak hanya itu, berasal dari temuan – temuan koin kuno berasal dari Chna yang ditemukan radius 200 mtr. berasal dari wilayah terhitung terdiri tiga dinasti.
“Dari temuan koin di kira-kira wilayah berasal berasal dari tiga dinasti China. Ada Dinasti Han itu abad 100-400 sebelum masehi, terus Dinasti Song digunakan abad 10-14, ini yang mendominasi penemuan koin, sedangkan satu kembali koin di Dinasti Ming abad 15 kira-kira tahun 1400-an di mana Kerajaan Majapahit berkuasa,” kata Wicaksono.
Namun Wicaksono belum berani mengambil keputusan sepenuhnya lantaran mesti pengkajian dan terhubung data-data lainnya yang belum terdeteksi.
2. Terkenal angker
Sebelum dijadikan wilayah proyek Tol Malang, wilayah ditemukannya website kuno selanjutnya kondang angker.
Beberapa kisah mistis berkembang dan menjadi buah bibir warga dusun setempat. Bahkan kisah mistis itu terhitung dialami oleh pekerja proyek tol di hari pertama dan kedua.
“Di hari pertama dan ke dua itu pas malam, alat beratnya tiba-tiba berlangsung sendiri ke utara selatan, padahal tidak ada yang mengoperasikan,” ungkap tidak benar seorang pekerja yang namanya enggan disebut namanya selagi ditemui di pos jaga proyek Tol Malang Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro.
Kesaksian serupa terhitung diberikan warga Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Muhammad Arifin. Dia mengaku dulu melihat seorang perempuan mengfungsikan baju kebaya Jawa berlangsung di kira-kira pos jaga tol.
“Pernah ada perempuan kenakan pakaian kebaya jalan selagi berasal dari pos jaga di Tol Malang, dia jalan ke arah timur ke dekat sungai dan menghilang di sana,” tuturnya.
Sementara Praktisi Supranatural dan Budayawan Jaya Supriyanto melihat wilayah di kira-kira wilayah website terdapat banyak temuan benda-benda pusaka dan makhluk tak kasat mata yang berada di kira-kira lokasi.
“Ada banyak sekali benda-benda pusaka berwujud keris, batu kuno, dan makhluk tak kasat mata di lokasi,” ucapnya.
1. Menunggu nasib Tol Malang-Pandaan
Temuan Situs Sekaran ini ‘memporak-porandakan’ perencanaan ruas Tol Malang seksi 5 berasal dari Pakis menuju Kota Malang. Awalnya wilayah penemuan website ini merupakan KM 37 jalan tol.
Namun akibat penemuan website yang telah dinyatakan mesti dilestarikan ini memicu PT Jasamarga Pandaan Malang telah menegaskan bakal membuat perubahan konstruksi tol.
General Manager Teknik PT Jasamarga Pandaan Malang, Muhammad Jajuli menegaskan bakal buat persiapan skenario pergeseran ruas tol ke arah timur.
“Lokasi ini telah diukur berasal dari tim proyek, tidak cukup lebih 13 mtr. berasal dari as jalan menjadi mesti ubah ke arah sungai (Timur) bisa saja ada tambahan konstruksi. Kita perkirakan untuk dipasang turap 50 sampai 100 mtr. lebar kira-kira 10 meter,” ujar Jajuli.
Namun mengenai nasib jalan tol berasal dari hasil rapat PT Jasamarga Pandaan Malang bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di Jakarta lebih dari satu hari lalu, masih tunggu hasil pemaparan berasal dari kajian BPCB.
“Mereka (BPCB) bakal jalankan investigasi sampai hari ini dan mereka bakal memaparkan paling cepat satu minggu bakal dilakukan pemaparan,” ujarnya.
Oleh dikarenakan itu, Senin 24 Maret 2019 PT Jasamarga Pandaan Malang, BPCB, BPJT, Binamarga, dan Pemkab Malang kembali jalankan rapat kordinasi memilih nasib Situs Sekaran dan pembangunan ruas tol KM 37 Malang-Pandaan.