Fakta Nyeleneh Keraton Agung Sejagat

indoarkeologi.xyz – Masyarakat sempat dihebohkan bersama dengan kehadiran kerajaan baru di Indonesia, yaitu Keraton Agung Sejagat. Diketahui kerajaan tersebut terdapat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kerajaan ini terasa ramai dibicarakan sehabis nampak foto-foto tentang kirab budaya serata Wilujengan yang diselenggarakan pada 10-12 Januari 2020.
Keraton Agung Sejagat ini disebut-sebut punya raja dan ratu, yaitu Totok Santoso Hadiningrat dan Kanjeng Ratu Dyan Gitarja. Selain itu, mereka termasuk mengatakan punya 13 menteri.
Mengutip dari berbagai sumber, dalam jumpa pers di area sidang keraton, pimpinan Keraton Agung Sejagat atau dipanggil Sinuhun tersebut mengatakan keberadaannya adalah menuanikan janji 500 th. runtuhnya Kerajaan Majapahit th. 1518.
Fakta Nyeleneh Aturan Keraton
“Keberadaan kita adalah menunaikan janji 500 th. dari runtuhnya Kerajaan Majapahit th. 1518. Wilujengan Keraton Agung Sejagat ini adalah untuk menyongsong Kedatangan Sri Maharatu (Maharaja) Jawa lagi ke Jawa,” kata Totok.
Bukan hanya itu, ia termasuk mengklaim menguasai dan punya lokasi di seluruh dunia.
Namun, belum sempat menguasai dunia aksi Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa dan Fanni Aminadia telah berakhir. Pasalnya, polisi menangkap mereka gara-gara aktivitas yang membuat resah masyarakat.
Setelah tertangkapnya ‘Raja’ dan ‘Permasuri’ tersebut, lebih dari satu fakta mencengangkan terungkap. Polisi mengungkapkan bahwa keduanya bukanlah sepasang suami istri melainkan hanya sebagai teman perempuannya.
Selain itu, mereka termasuk dianggap telah melaksanakan tindakan kriminal penipuan. Sebab, sehingga jadi anggota dalam kerajaan tersebut mengharuskan untuk menyerahkan uang puluhan juta rupiah. Uang tersebut nantinya bakal ditukar bersama dengan seragam dan pangkat.
Berikut adalah lebih dari satu fakta nyeleneh yang ada pada Keraton Agung Sejagat.
1. Prasasti Palsu untuk Bohongi Korbannya
Sebuah batu yang terdapat di dalam keraton tersebut dianggap sebagai prasasti oleh Keraton Agung Sejagat. Batu tersebut berasal dari Kecamatan Bruno, Purwerejo yang berjenis batu andesit. Anehnya, ‘anggota keraton’ tersebut justru menyakralkan batu biasa tersebut bersama dengan menutupinya gunakan mori dan memberikan berbagai style sesaji.
2. Tidak Boleh Membawa HP
Kejanggalan lainnya adalah kerajaan yang didirikan oleh Totok ini melarang mempunyai handphone ke dalam lingkup keraton. Hal tersebut termasuk berlaku disaat mereka sedang melaksanakan kirab. Kirab adalah budaya berlangsung berbarengan atu beriring-iring secara tertib dan berurutan dari muka ke belakang dalam sebuah upacara kebiasaan atau keagamaan.
3. Anggota Bisa Terhindar dari Malapetaka
Para korban yang sempat jadi pengikut kerajaan buatan Totok ini diberi jaminan sanggup terbebas dari malapetaka disaat mematuhi keputusan yang ada. Namun, hal jelek bakal berlangsung disaat anggotanya ini tidak mematuhi keputusan keraton tersebut. Pihak keraton termasuk menyebut anggota yang bahagia membangkang sebagai teroris.
4. Membayar untuk Menjadi Anggota
Jika biasanya sebuah kerajaan membagikan harta kepada rakyat miskin, berbeda halnya bersama dengan keraton yang dibikin oleh Totok ini. Pasalnya, untuk jadi anggota dalam keraton tersebut mengharuskan mereka membayarkan sejumlah uang. Uang yang disetorkan termasuk tidak sedikit, yaitu kira-kira 30 juta rupiah.