Cerita Dibalik Pemasangan Prasasti Soe Hok Gie

Cerita Dibalik Pemasangan Prasasti Soe Hok Gie

Cerita
Cerita Dibalik Pemasangan Prasasti Soe Hok Gie

indoarkeologi.xyz – Jauh sebelum saat komunitas Gimbal Alas Indonesia menempatkan prasasti In Memoriam Soe Hok Gie – Idhan Lubis di Puncak Mahameru, Gunung Semeru terhadap th. 2020, ternyata sudah tersedia pendaki dari Indonesian Green Ranger menempatkan prasasti selanjutnya kurang lebih th. 2002 silam.

Sore itu, tepatnya 13 Desember 2002 Denis Codet, Edo, Sofyan dan Ita menumpang kereta api ekonomi Matarmaja dari Jakarta menuju Malang. Sesampainya di sana, mereka bersua bersama rekannya Brur Sitorus, yaitu tidak benar satu bagian Himpunan Mahasiswa Pencita Alam Semesta (Himpas) Malang untuk bersama-sama mendaki Gunung Semeru.

Pada pendakian kali ini, mereka membawa misi untuk menempatkan prasasti In Memoriam Soe Hok Gie-Idhan Lubis. Hal selanjutnya mereka tunjukan sebagai pengabdian bagian Indonesian Green Ranger untuk mengenang kedua sosok legendaris yang meninggal dunia di Puncak Mahameru terhadap 16 Desember th. 1969.

Bagi bagian Indonesian Green Ranger, sosok Idhan Lubis tidak sanggup dipisahkan. Karena pendiri Indonesian Green Ranger, Idhat Lubis merupakan kakak dari Idhan Lubis yang meninggal bersama Soe Hok Gie di Puncak Mahameru, Gunung Semeru.

Saat itu, saat menunjukan pas Pukul 24.00 WIB, rombogan bergegas mendaki menuju Puncak Mahameru bersama ketinggian 3.676 mtr. di atas permukaan laut (Mdpl).

Perjalanan Pendakian

Denis bersama rekannya harus berjibaku menaklukan dinginnya malam Danau Ranu Kumbolo. Dengan membawa bahan material, tim segera beranjak dari dari Pos Ranu Pane menuju Puncak Mahameru, Gunung Semeru yang jadi gunung tertinggi di pulau jawa.

“Sebelumnya dulu tersedia prasasti Sok Hok Gie dan Idhan terbuat dari marmer namun rusak. Niat kita saat itu, menempatkan lagi bersama menggantinya mengfungsikan plat agar kokoh,” ujar Denis Codet.

Butuh saat kurang lebih 12 jam pendakian untuk sampai puncak Mahameru dari pos awal pendakian Ranu Pane, Kabupaten Malang. Sedangkan untuk membangun prasasti tersebut, tim perlu saat kurang lebih tiga hari. Mulai dari riset, membawa material sampai proses pemasangan.

Pada hari pertama, rombongan membawa semen dan kerangka besi ke puncak Mahameru. Selanjutnya terhadap hari kedua mereka jalankan proses penggalian dan pemasangan kerangka. Hingga terhadap hari ketiga, tim jalankan proses pemasangan prasasti.

Pada saat hari terakhir, proses pemasangan prasasti, mereka sempat dinyatakan hilang oleh Tim Search and Rescue (SAR) setempat. Karena rombongan belum lagi dari saat yang sudah ditentukan, padahal dikala itu Gunung Semeru tiba-tiba di dalam keadaan aktif.

“Saat itu kita menempatkan prasasti sampai jam 1 siang mundur dari jadwal yang sudah ditentukan dan kita sempat dinyatakan hilang oleh tim SAR karena sampai petang belum kembali,” lanjutnya.

Kondisi Semeru

Melihat Gunung Semeru aktif, rombongan tidak segera turun karena pemasangan plakat selanjutnya belum usai. Padahal menurutnya, nyawa meraka dipetaruhkan, sampai ia harus terjungkal dan merelakan tulang rahangnya patah karena benturan benda keras.

“Makanya di prasasti itu tersedia baut yang berlainan satu (kecil). Melihat Semeru yang aktif, kita segera tergesa gesa saat memasangnya karena nyawa kita berada di ujung tanduk,” ungkapnya.

Prasasti selanjutnya sempat jadi energi tarik para pendaki untuk menapaki puncak Mahameru. Namun atas permintaan keluarga Idhan Lubis, plakat yang sudah berdiri kokoh sepanjang 10 th. selanjutnya harus diturunkan dari puncak Mahameru terhadap Desember 2014

“Kita sudah banyak berdosa terhadap alam Semeru, bersama plakat ini dilepaskan semoga alam Semeru sanggup bersih dan menyadarkan pendaki Semeru untuk tidak meninggalkan suatu hal selain jejak dan tidak mengambil suatu hal selain foto,” ungkap (alm) Ihdat pendiri Indonesian Green Ranger lewat web site resminya.

Hingga saat ini, plakat terserbut masih tersimpan rapih di Pusat Latihan Indonesia Green Ranger, Cibodas, Jawa Barat. Selang 8 th. kemudian, tepatnya terhadap th. 2020 komunitas Gimbal Alas Indonesia dan Mahasiswa Pencinta Alam UI memutuskan untuk lagi menempatkan prasasti In Memoriam Soe Hok Gie – Idhan Lubis di Puncak Mahameru dan terhadap th. 2021 plakat selanjutnya lagi dilepas.

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka