Mengenal Tiga Prasasti Penting

Mengenal Tiga Prasasti Penting

Mengenal
Mengenal Tiga Prasasti Penting

indoarkeologi.xyz – RAJA Kerajaan Kediri, Prabu Jayabaya menghimpun dua kerajaan yang dulunya dibagi dua oleh Airlangga. Jayabaya memastikan menyerang Janggala dan menghimpun dua lokasi yang dibagi oleh Mpu Bharada.

Raja yang naik tahta pada 1135 jadi raja termasyhur di Kerajaan Kediri. Usai menghimpun ke dua kerajaan, Prabu Jayabaya pada akhirnya memerintahkan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh untuk menggubah Kakawin Bharatayudha. Karya sastra yang mengisahkan berkenaan kejayaan Pandawa pada Kurawa di dalam Perang Bharatayuda.

Karya itu diubah untuk menggambarkan kejayaan Kediri atas Janggala di dalam perang saudara atau trah Airlangga. Sri Wintala Achmad dari buku “13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa”, pergantian itu sebagai politis dari Prabu Jayabaya untuk memutarbalikkan fakta.

Di mana Prabu Jayabaya yang merebut lokasi Janggala dilambangkan sebagai Yudistira (raja Amarta yang berjiwa mulia). Sementara raja Janggala dilambangkan sebagai Doryudana atau raja Hastina yang berwatak jahat.

Jayabaya termasuk miliki kesadaran di dalam menggoreskan catatan sejarahnya. Ia pun mengeluarkan tiga prasasti perlu yang jadi warisan Jayabaya, ketiganya yaitu Prasasti Hantang atau Prasasti Ngantang, Prasasti Talan, dan Prasasti Jepun.

Di Prasasti Hantang yang berangka tahun 1135 Masehi, ditemukan di Ngantang, Kabupaten Malang. Karena ditemukan di Desa Ngantang, maka prasasti ini dinamakan Prasasti Ngantang. Prasasti ini dituliskan bersama huruf kuadrat besar dan berbunyi Panjalu Jayati tersebut memperingati pemberian anugerah Prabu Jayabaya pada masyarakat Desa Hantang.

Isi prasasti ini sendiri menyatakan kebaktiannya pada raja bersama bukti menyerahkan cancu tan pamusu dan cancu ragadaha. Selain itu, mereka tetap setia kepada raja sewaktu berlangsung perang saudara. Di prasasti ini termasuk berisikan perincian anugerah yang pernah di terima oleh masyarakat Hantang sewilayahnya dari yang udah dicandikan di Gajapada dan Nagapuspa.

Prasasti Talan berangka tahun 1136 M, ditemukan di Gurit, Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Cap prasasti ini adalah Garudhamukalanca yang berwujud badan manusia berkepala burung garuda dan bersayap.

Prasasti ini pula yang konon mengilhami simbol burung garuda sebagai simbol negara Republik Indonesia. Adapun Prasasti Talan berisikan anugerah sima dari Prabu Jayabaya kepada masyarakat Desa Talan.

Prasasti ketiga yaitu Jepun, yang ditemukan di Jepun, Tegalrejo, Kecamatan Selapuro, Kabupaten Blitar. Prasasti yang terbuat dari batu ini dibuat pada tahun 1066 Saka atau 7 Juli 1144 M. Sayangnya prasasti ini tidak dapat dibaca isinya, sebab mengalami kerusakan’

Created By indonesia arkeologi | Creative By indoarkeologi
indoPusaka